Angin Puting Beliung di Padang\

Malam Mencekam di Alai Parak Kopi Padang: Gemuruh Kencang di Tengah Kegelapan Sebelum Puting Beliung

Rabu malam (26/10/2022), angin puting beliung merusak 17 rumah warga di Kelurahan Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, termasuk rumah

Penulis: Nandito Putra | Editor: Fuadi Zikri
TribunPadang.com/Nandito Putra
Kondisi rumah Marsudin, warga yang menjadi korban angin puting beliung di Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (26/10/2022) malam. 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Pukul sepuluh malam, udara terasa lembab tapi Marsudin belum mengantuk. 

Selepas makan malam bersama istrinya, seperti biasa, Marsudin (75) dan beberapa tetangganya ngobrol-ngobrol di teras.

Anaknya membuka warung kecil-kecilan di samping rumah.

Saat itu Marsudin mendengar suara gemuruh dari kejauhan. Lamat-lamat suara gemuruh makin dekat dan mengeras.

"Kejadiannya begitu cepat, terdengar suara gemuruh dan listrik padam," katanya saat berbincang dengan TribunPadang.com, Kamis (27/10/2022) siang.

Baca juga: Sementara, 10 Rumah Rusak Berat dan 7 Rusak Sedang Pasca Puting Beliung di Alai Parak Kopi Padang

Rabu malam (26/10/2022), angin puting beliung merusak 17 rumah warga di Kelurahan Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, termasuk rumah Marsudin.

Semuanya kelam dan Marsudin hanya mendengar suara gemuruh yang memekakkan telinga serta bunyi pepohonan ditiup angin. Riuh sekali.

Listrik tak kunjung menyala dan Marsudin belum tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Ia, sang istri dan dua orang cucu yang masih sekolah masih menunggu di teras.

"Pas dengar gemuruh itu dan listrik padam, cucu saya pergi keluar," kata Marsudin.

Baca juga: Puting Beliung Rusak 17 Rumah di Padang, Atap Terkuak dan Terhempas hingga 10 Meter

Sebelum listrik padam, dua anak itu tengah menonton TV di ruang tengah.

"Lemah lutut rasa pas masuk ke dalam, lihat atap sudah langsung tampak langit," kata Marsudin.

Diam-diam, saat berada di teras itulah angin menerbangkan setengah atap rumah semi permanen milik Marsudin.

"Saya tidak sadar kalau atap bagian belakang sudah hilang," ungkapnya.

Setelah tak ada lagi suara gemuruh, turun hujan lebat dan membasahi seisi rumah Marsudin.

Baca juga: Warga Korban Angin Puting Beliung di Padang Berharap Bantuan Pemerintah

Marsudin hanya pasrah melihat kasur dan kain-kain di kamar tanpa atap itu basah diguyur hujan.

"Manggaretek lutuik ko (bergetar lutut ini, bagaimana lagi)," katanya dalam bahasa Minang.

Sejauh 30 meter dari rumah Marsudin, hal serupa juga dialami Saiful (58).

Puting beliung yang datang tiba-tiba telah menguak setengah atap rumahnya.

Seng rumah Syaiful terlontar 10 meter ke arah samping.

Pohon besar berukuran 5 meter tumbang, nyaris menimpa rumah Syaiful.

"Malam itu juga sudah ada tim BPBD yang membersihkan ranting pohon yang kena ke atap rumah warga," bebernya.

Hingga subuh, listrik di bilangan Alai Parak Kopi tak kunjung menyala. Setelah sedikit terang, Syaiful menyadari kalau dia tidak sendirian.

Ada 17 rumah, sebagian besar semi permanen, rusak akibat terjangan angin.

Atap seng rumah-rumah itu terkuak sebagian dan beberapa helai terhempas ke tengah sawah.

Warga lainnya Wawan (36) tak bisa membayangkan betapa kencangnya angin puting beliung yang berputar-putar di tempat tinggalnya.

"Sangat cepat, cuma hitungan detik," katanya.

Melihat rumah yang rusak tak beraturan, menurut Wawan, puting beliung tersebut bergerak setengah melingkar.

"Kalau anginnya berputar bolak-balik saya mungkin hampir semua rumah di sini rusak parah" kata Wawan. (TribunPadang.com/Nandito Putra)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved