Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 140, Struktur Teks Perlawanan Ulama Pejuang

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140, bagian-bagian struktur teks Perlawanan Ulama Pejuang Pangeran Diponegoro.

Editor: Rizka Desri Yusfita
Buku Bahasa Indonesia kelas 8
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140, bagian-bagian struktur teks Perlawanan Ulama Pejuang Pangeran Diponegoro. 

TRIBUNPADANG.COM - Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140, bagian-bagian struktur teks Perlawanan Ulama Pejuang Pangeran Diponegoro.

Pembahasan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140 diperuntukkan bagi siswa yang sedang mengerjakan tugas Kurikulum 2013.

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 8 halaman 140 dilansir dari berbagai sumber.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 117 tentang Membuat Sebuah Puisi

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 130, Apa yang Dimaksud dengan Teks Eksplanasi?

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 8 Halaman 137 138, Pola Pengembangan Cuplikan-cuplikan Teks

Kegiatan 5.6

C.

1. Bacalah teks di bawah ini! (Perlawanan Ulama Pejuang Pangeran Diponegoro)

2. Dengan berdiskusi, tentukan bagian-bagian dari struktur teks tersebut!

3. Simpulkan pula struktur teks tersebut berdasarkan kejelasan dan kelengkapannya!

Kunci Jawaban :

a. Identifikasi fenomena -> ditunjukkan oleh paragraf pertama

Pada tahun 1825, Belanda bermaksud menyambung dan memperlebar jalan melalui tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro dengant idak minta izin terlebih dulu kepada
Pangeran Diponegoro. Hal itu menyebabkan Pangeran Diponegoro marah karena mengesampingkan beliau sebagai wali raja sekaligus ulama kharismatis dari Kesultanan
Yogyakarta.

b. Proses kejadian -> ditunjukkan oleh paragraf kedua sampai sebelum paragraf terakhir

Pada waktu diadakan pemasangan pancang-pancang oleh suruhan Belanda, pancang-pancang itu dicabuti oleh suruhan Pangeran Diponegoro. Wakil Belanda, Residen Smissaert,
meminta Pangeran Mangkubumi (paman Pangeran Diponegoro) untuk memanggil Pangeran Diponegoro. Ia malah bergabung dengan Pangeran Diponegoro untuk melakukan
perlawanan. Pada tanggal 20 Juli 1825, rumah kediaman Pangeran Diponegoro di Tegalrejo diserang dan dikepung oleh pasukan berkuda di bawah pimpinan Chevalier dengan maksud untuk menangkap Pangeran Diponegoro.

Dalam pertempuran itu Pangeran Diponegoro dan Pangeran Mangkubumi lolos. Namun, ruamh Pangeran DIponegoro dibakar oleh Belanda. SEjak itu Pangeran Diponegoro bertekad melawan Belanda untuk menegakkan kemerdekaan dan keadilan dari kaum penjajah.

Perjuangan Pangeran Diponegoro mendapat simpati luas. Para pengikutnya pun bertambah banyak. Oleh karena itu, pasukan Pangeran Diponegoro dibagi menjadi beberapa batalyon dan setiap batalyon diberi nama sendiri, misalnya Turkiya, Arkiya,
dan sebagainya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved