Kabupaten Solok

Tim BKSDA Sumbar Bunyikan Meriam di Ladang Warga di Solok, Antisipasi Ancaman Hewan Buas

Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) bersama warga Nagari Supayang, Kabupaten Solok, bunyikan meriam untuk menghalau

Penulis: Alif Ilham Fajriadi | Editor: Emil Mahmud
Istimewa/Dok. BKSDA Sumbar
Tim WRU Seksi III BKSDA Sumbar bersama warga Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sakaki, Kabupaten Solok, menyalakan meriam untuk menghalau hewan buas, Rabu (5/10/2022). Meriam itu dinyalakan akibat laporan warga terkait belasan hewan ternaknya mati tercabik-cabik di sekitar kandang.  

TRIBUNPADANG.COM, SOLOK - Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) bersama warga Nagari Supayang, Kabupaten Solok, bunyikan meriam untuk menghalau hewan buas.

Dibunyikannya meriam ini, berawal dari laporan masyarakat tentang belasan hewan ternak berupa kambing mati dengan tercabik-cabik, di Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sakaki, Kabupaten Solok.

Kepala BKSDA Sumbar, Ardi Andono mengatakan, tim WRU Seksi III BKSDA Sumbar sudah stanby di sekitar ladang warga untuk membantu menghalau hewan buas dengan meriam.

“Pada Rabu (5/10/2022) sore, tim BKSDA sudah manyalakan meriam,” kata Ardi Andono, Kamis (6/10/2022).

Ardi Andono menurutkan, semoga dengan dibunyikannya meriam itu, tidak ada lagi hewan buas yang menghampiri sekitar kawasan ladang warga.

“Semoga tidak ada korban lagi, masyarakat tenang, satwanya bisa kembali ke hutan,” tutur Ardi.

Total meriam yang digunakan untuk menghalau hewan buas di sekitar ladang warga di Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sakaki, Kabupaten Solok itu, berjumlah lima unit.

“Kami (BKSDA Sumbar) membawa kurang lebih lima meriam,” ucap Ardi.

Ardi Andono menyampaikan, untuk mengusir hewan buas memang diperlukan alat dengan bunyi-bunyian yang keras, seperti meriam ini.

“Itu sudah prosedur untuk mengusir hewan buas,” kata Ardi.

Hingga sepekan kedepan, kata Ardi Andono, tim BKSDA Sumbar akan membantu warga untuk mengusir hewan buas itu.

“Seminggu ini, tim WRU Seksi III stanby bersama masyarakat,” pungkas Ardi.

Bunyia2 BKSDA
Tim WRU Seksi III BKSDA Sumbar bersama warga Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sakaki, Kabupaten Solok, menyalakan meriam untuk menghalau hewan buas, Rabu (5/10/2022). Meriam itu dinyalakan akibat laporan warga terkait belasan hewan ternaknya mati tercabik-cabik di sekitar kandang. 

Ternak Kambing Mati di Solok

Dilansir TribunPadang.com, belasan hewan ternak berupa kambing yang mati di Nagari Supayang, Kabupaten Solok, yang ditemukan dalam kondisi terluka serta darah berceceran.

Hal tersebut dibenarkan Kapolsek Payung Sakaki, Iptu Azirman, saat dihubungi TribunPadang.com, Kamis (6/10/2022) hari ini.

Iptu Azirman mengatakan, semula ada laporan warga yang menyampaikan bahwa belasan kambingnya mati dengan kondisi tercabik seperti di mangsa hewan buas.

“Pada Selasa (4/10/2022) lalu, warga atas nama Roy Indra (42) melapor ke Polsek Payung Sakaki, terkait kejadian yang menimpanya itu,” kata Iptu Azirman.

Warga serta kepolisian sektor atau Polsek Payung Sakaki, Nagari Supayang, Kabupaten Solok bersama warga melakukan pengecekan lokasi ditemukannya belasan kambing mati itu, Selasa (4/10/2022). Saat ini, Polsek Payung Sakaki sudah berkoordinasi dengan BKSDA Sumbar terkait di kejadian.
Warga serta kepolisian sektor atau Polsek Payung Sakaki, Nagari Supayang, Kabupaten Solok bersama warga melakukan pengecekan lokasi ditemukannya belasan kambing mati itu, Selasa (4/10/2022). Saat ini, Polsek Payung Sakaki sudah berkoordinasi dengan BKSDA Sumbar terkait di kejadian. (Polsek Payung Sakaki)

Total dari hewan ternak itu, kata Iptu Azirman, berjumlah 14 ekor. Kondisi saat ditemukan di lapangan sudah tercabik-cabik, dan darah berceceran di sekitar kandang.

“Kandang kambing itu ada di ladangnya, berlokasi di Jorong Tiagan, Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sakaki,” ucap Iptu Azirman.

Mengetahui belasan kambingnya sudah tak bernyawa, kata Iptu Azirman, Roy Indra langsung pergi mencari jejak-jejak yang tertinggal di sekitar lokasi kandang.

Jejak itu lalu ditelusuri oleh Roy Indra, di sepanjang penyusuran, juga ditemukan beberapa bagian badan kambing yang sudah tercabik-cabik.

“Roy menyusuri jejak yang tertinggal di sekitar kandang, lalu menyisir hingga ke area ladang. Di ladang itu, Roy menemukan lagi dua ekor kambingnya yang sudah mati,” jelas Iptu Azirman.

Dari jejak yang tertinggal di lokasi sekitar penemuan bangkai kambing itu, kepolisian menduga bahwa ini disebabkan oleh binatang buas.

Iptu Azirman menaksir kerugian yang diterima Roy Indra akibat belasan kambingnya mati itu sampai hingga Rp25 juta.

“Dari laporan warga itu, kerugiannya sekitar Rp25 juta, dengan jumlah hewan ternak yang mati itu di antaranya tujuh ekor kambing induk, empat ekor kambing bujang, tiga ekor anak kambing,” tutur Iptu Azirman.

Saat ini, Polsek Payung Sakaki sudah berkoordinasi dengan Polres Kabupaten Solok dan BKSDA Sumbar.

“Pasca kejadian ini, bagi warga yang memiliki kandang ternak jauh dari rumah, dan berladang di sekitar hutan, harap berhati-hati,” pungkas Iptu Azirman.(TribunPadang.com(Alif Ilham Fajriadi )

 

 

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved