Berita Populer Padang
POPULER PADANG: Mengenang 13 Tahun Gempa Padang, Cerita Fuad Melihat Gedung Bimbel Gama Ambruk
Simak berita Populer Padang yang telah tayang di Tribun Padang selama 24 jam terakhir. Ada berita tentang Mengenang 13 Tahun Gempa Padang
TRIBUNPADANG.COM - Simak berita Populer Padang yang telah tayang di Tribun Padang selama 24 jam terakhir.
Ada berita tentang Mengenang 13 Tahun Gempa Padang, Digelar Wirid Pengajian dan Doa Bersama Keluarga Korban Gempa.
Kemudian berita Cerita Fuad, Penyintas Gempa Padang 2009, Melihat Langsung Detik-detik Gedung Bimbel Gama Ambruk.
Baca berita selengkapnya :
1. Mengenang 13 tahun gempa Padang, Jumat (30/9/2022) esok hari diawali wirid pengajian di Masjid Nurul Iman, Kota Padang.
Hal ini diungkapkan Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Endrizal, Kamis (29/9/2022).
"Wirid pengajian dihadiri pegawai pemerintah Kota Padang, digelar dari pukul setegah delapan sampai setegah sembilan pagi," ujarnya.
Selanjutnya, digelar apel kesiapsiagaan bencana dan pencanangan stunami ready comunity di Pantai Purus, Kota Padang.
Apel akan dihadiri Polri, TNI, lembaga kebencaan dan insan kebencanaan, turut menghadirkan sarana prasarana kebencanaan.
"Apel akan diikuti sekitar 360 orang dari lembaga kebencanaan seperti Basarnas, PMI dan BPBD sendiri, sementara dari insan kebencanaan seperti Tagana, KSB," ujarnya.
Apel ini direncanakan akan dipimpin langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto.
Lalu mulai pukul 16.30 WIB, kegiatan mengenang 13 tahun gempa Padang dilakukan di Tugu Gempa.
Nantinya akan ada sambutan-sambutan, seperti Gubernur Sumbar, Wali Kota Padang, Mantan Wali Kota Padang Fauzi Bahar, dan pihak keluarga korban gempa Padang.
"Lalu akan dihidupkan sirinei dan digelar doa bersama keluarga korban gempa 30 September 2009," ujarnya.
Baca juga: Cerita Relawan Gempa Padang 2009: Isak Tangis Warga, Mobil Motor Saling Bertabrakan, Bangunan Hancur
2. "Sebelum ambruk, anak-anak banyak terjebak di dalam," kata Fuad Dahler, mengingat insiden runtuhnya tempat Bimbel Gama saat gempa Padang 30 September 2009.
Fuad Dahler (52), warga Alang Lawas, Kota Padang merupakan seorang dari sekian banyaknya warga Kota Padang yang selamat saat gempa 7,6 skala richter mengguncang wilayah setempat.
Runtuhnya gedung Bimbel Gama di Jalan Proklamasi, Tarandam, Kota Padang menjadi momen yang tak terlupakan bagi ayah empat anak ini.
Penyintas gempa Padang itu mengaku, dengan matanya sendiri ia melihat bagaimana detik-detik puluhan anak-anak sekolah yang belajar di sana tertimpa bangunan.
"Saat gempa, bangunan Gama ini tidak runtuh semuanya. Hanya lantai satu yang runtuh, lantai dua dan tiganya belum," ucap Fuad.
Mantan mandor bangunan itu berkisah, saat gempa terjadi ia tengah berada di rumahnya. Pasca gempa ia ke Gama ingin mencari anak keponakannya yang ia ukitkan bimbel di sana.
"Saya sampai di Gama suasananya sudah mencekam, orang ramai di jalan, anak-anak dan guru bimbel Gama teriak di dalam karena terjebak, tidak bisa keluar," tutur Fuad.
Dia melanjutkan, kondisi bangunan Gama akibat gempa saat itu ambruk di lantai satu, rata dengan tanah. Sementara lantai dua dan lantai tiga dalam keadaan miring.
"Jadi ada jeda sekitar satu jam lebih, mungkin hampir dua jam sebelum ambruk semua. Suasananya sangat gaduh sekali. Di dalam banyak yang terjebak," jelas Fuad.
Dengan mata berkaca-kaca, Fuad menyebut anak-anak yang terjebak di dalam gedung histeris minta tolong. Ia bersama warga lainnya di luar ruangan berusaha menolong namun sulit.
"Kondisinya membahayakan sekali. Kalau kita paksakan, kita bisa jadi korban juga ketika itu. Bahkan ada yang berinisiatif naik pakai tali ke atas, karena pintu masuknya sudah tidak ada," bebernya.
"Ini yang paling tidak bisa saya lupakan. Ketika itu bangunannya tiba-tiba ambruk. Bunyinya keras sekali, suara anak-anak yang minta tolong itu tidak terdengar lagi," kata Fuad termangu.
Sembari menghirup nafas panjang, Fuad mengatakan, semua orang yang berada di depan gedung Gama histeris. Tak sedikit juga yang pingsan ketika itu.
"Banyak juga orang tua dari anak-anak ini di luar menunggu. Apalagi sebelumnya mereka sempat komunikasi juga dari jendela sebelum ambruk itu," sambungnya.
Fuad mengungkapkan, hampir semua anak-anak yang terjebak saat itu tertimpa dan dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia.
"Kondisinya tidak ada yang baik," kata Fuad singkat.
Fuad menambahkan, saat gempa terjadi ia bersama seluruh keluarganya selamat.
Anak keponakannya yang ia cari berada di rumah orang tuanya.
Walakin, meski sudah berjalan 13 tahun lamanya, trauma pasca gempa masih melekat di benak Fuad.
Bahkan ia masih dapat membayangkan dengan jelas bagaimana situasi saat itu.
"Kalau ada gempa masih terngiang-ngiang. Kadang teringat juga masa 2009 itu. Karena selain merasakan gempanya juga melihat dampaknya yang luar biasa," tutupnya.
Gempa 7,6 skala richter mengguncang Kota Padang dan sekitarnya pada 30 September 2009 sekitar pukul 17.16 WIB. Gempa berpusat di lepas pantai Sumatra, sekira 50 kilometer Kota Padang.
Guncangan gempa kala itu dirasakan cukup kuat hingga ke daerah tetangga Kota Padang, seperti Padang Pariaman, Solok, Pesisir Selatan, Bukittinggi, Pasaman, dan lainnya.
Pemko Padang mencatat total korban jiwa akibat peristiwa ini mencapai 300 lebih dari total seribuan korban jiwa di Sumbar. Dari pemberitaan tahun 2009 itu, ada 36 orang yang meninggal di Gama.
Selain korban jiwa, 125 ribu lebih bangunan, baik rumah maupun perkantoran rusak. (*)