Wisata Sumatera Barat

Inilah 9 Tempat Wisata di Bukittinggi, Bisa Dikunjungi saat Liburan Bersama Keluarga, Ada Jam Gadang

Berikut ini tempat wisata di Bukittinggi, Sumatera Barat. Kota Bukittinggi terkenal sebagai Kota Wisata Sumatera barat. Bagi yang ingin liburan

Editor: Mona Triana
TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR
Pelataran Jam Gadang dipenuhi oleh wisatawan, mulai dari usia dewasa hingga anak-anak. 

TRIBUNPADANG.COM - Berikut ini tempat wisata di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Kota Bukittinggi terkenal sebagai Kota Wisata Sumatera barat.

Bagi yang ingin liburan di akhir pekan, Kota Bukittinggi ini bisa dijadikan tujuan untuk berlibur.

Baca juga: Tempat Wisata Kabupaten Limapuluh Kota - Ada Jembatan Kelok Sembilan, Lembah Harau, Padang Mengatas

Hal itu tidak terlepas karena Kota Bukittinggi menyediakan banyak tempat wisata yang bisa didatangi bersama keluarga.

Simak inilah tempat wisata di Kota Bukittinggi : 

1. Jam Gadang

Kawasan Jam Gadang Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat dipadati lautan manusia pada hari keempat lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, Kamis (5/5/2022).
Kawasan Jam Gadang Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat dipadati lautan manusia pada hari keempat lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, Kamis (5/5/2022). (TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR)

Jam Gadang berukuran 13×4 meter ini berdiri di atas kawasan Taman Sabai Nan Aluih tepat di depan Istana Bung Hatta.

Di kawasan sekitar jam gadang ini ditanam sejumlah pohon sehingga makin terasa rindang, Jam gadang merupakan ikon kota Bukittinggi yang sangat sayang jika di lewatkan.

Pemerintah bukittinggi juga melengkapinya dengan kursi-kursi beton untuk bersantai.

Taman Jam Gadang ini selalu ramai, mulai pagi, siang, sore hingga pada malam hari. Banyak tua muda selalu memanfaatkannya untuk bersantai.

Bahkan, banyak orang tua muda membawa buah hatinya bermain disini pada sore hari.

Baca juga: Tempat Wisata Sijunjung, Geopark Silokek hanya 13 Km dari Kantor Bupati, Jadi Pilihan Pecinta Alam

2. Benteng Fort de Kock

Benteng Fort de Kock.
Benteng Fort de Kock. (Wikipedia)

Benteng Fort De Kock merupakan sebuah benteng peninggalan bangsa Belanda yang berdiri di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.

Kawasan ini hanya terletak kurang lebih 1 km dari pusat kota Bukittinggi yakni di kawasan Jam Gadang, Terletak tepatnya di terusan jalan Tuanku nan Renceh.

Bangunan Benteng Fort De Kock ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825.

Benteng Fort De Kock ini digunakan oleh Tentara Belanda sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak meletusnya Perang Paderi pada tahun 1821-1837.

3. Jembatan Limpapeh

Jembatan Limpapeh dibangun sekitar tahun 1995 dengan terlihat dominan warna kuning dan merah.

Jembatan yang terbuat dari baja ini menghubungkan Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan dengan Benteng Fort de Kock.

Baca juga: Tempat Wisata Pariaman, Talao Pauh Water Front City Bisa Dijangkau Jalan Kaki dari Pantai Gandoriah

4. Ngarai Sianok

Ngarai Sianok
Ngarai Sianok (Wikipedia)

Ngarai sianok ini membentang sejauh kurang lebih 15 km dari sisi selatan Nagari Koto Gadang hingga Nagari Sianok Enam Suku, dengan kedalaman lembah mencapai 100 meter dan lebar celah sekitar 200 meter.

Ngarai Sianok merupakan suatu wujud visual yang paling jelas dari aktivitas pergerakan lempeng bumi “tektonik” di Pulau Sumatera ini. Proses terbentuk patahan tersebut menghasilkan sebuah kawasan yang subur dengan panorama yang indah.

Kawasan ngarai sianok ini memiliki sebutan lain yaitu, Lembah Pendiam, karena suasananya yang tenang dan damai. Didukung dengan udaranya yang sejuk dan angin yang berhembus semilir, diiringi latar suara kicauan burung kecil kecil dan gemericik air sungai, ngarai ini cocok sebagai tempat melepaskan beban pikiran dari rutinitas sehari-hari.

5. Lobang Jepang Bukittinggi

Panorama Ngarai Sianok dan Lobang Jepang, Selasa (26/4/2022).
Panorama Ngarai Sianok dan Lobang Jepang, Selasa (26/4/2022). (TribunPadang.com/FuadiZikri)

Lobang Jepang Terletak di kota Bukittinggi, bunker ini merupakan peninggalan zaman Jepang yang dahulu dibangun oleh orang Indonesia melalui kerja paksa di bawah tekanan tentara Jepang pada saat itu yang berhasil menduduki Indonesia dari tahun 1942 sampai 1945.

Lobang Jepang ini memiliki panjang kurang lebih 1.470 meter dan berjarak 40 meter di bawah Ngarai Sianok.

Terdapat 21 terowongan di dalam lobang jepang, yang dulunya digunakan untuk menyimpan amunisi, tempat tinggal, ruang pertemuan, ruang tahanan, ruang makan, dapur, ruang penyiksaan, ruang mata-mata, ruang penyergapan, dan pintu gerbang.

6. Janjang Ampek Puluah

Janjang Ampek Puluah berasal dari kata bahasa minang yaitu Janjang (tangga) ampek (empat) puluah (puluh), Nama tersebut berasal dari jumlah anak tangga sebanyak empat puluh. Janjang ampek puluah cukup terjal dengan tinggi anak tangga 25 cm. Lantai tangga berwarna merah tua.

Pada musim hujan harus jalan dengan hati-hati saat melalui janjang ampek puluah, karena curah hujan yang tinggi di bukittinggi dan aliran air dari pasar atas melalui tangga yang cukup banyak, menyebabkan tangga menjadi licin dan ini membahayakan pejalan kaki. Walau di sisi kanan tangga terdapat railing, untuk pegangan saat naik dan turun.

7. Janjang Saribu

Ada lagi wisata yang mengesankan di Bukittinggi yakni Janjang Saribu. Dalam menikmati kunjungan ke janjang saribu bukittinggi, tentu saja Anda harus mengetahui terlebih dahulu tentang tempat wisata ini. Pengunjung biasanya ingin merasakan sebuah sensasi saat berkunjung ke Tembok Besar Cina, namun ini merupakan tembok cina versi kota Bukittinggi.

8. Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 37, Kelurahan Campago Ipuh, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan.
Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta berlokasi di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 37, Kelurahan Campago Ipuh, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan. (TribunPadang.com/FuadiZikri)

Lahan bekas rumah kelahiran Bung Hatta seluas kurang lebih 1.000 m⊃2; dibebaskan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi. Diperkirakan luas tanah itu baru sebagian dari lahan yang dahulu dimiliki keluarga almarhum Bapak Bung Hatta.

Yayasan Pendidikan Wawasan Nusantara yang mengelola Universitas Bunga Hatta dan merenovasi rumah kelahiran Bung Hatta pada bulan September 1994. Perencanaan dan Pelaksanaan renovasi dipimpin oleh Rektor Universitas Bung Hatta. Museum ini dikelola oleh Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kota Bukittinggi yang bernilai sejarah yang tinggi.

9. Taman Margasatwa dan Budaya Kinanta

Dua anak harimau lahir di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru ini
Dua anak harimau lahir di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru ini (ISTIMEWA)

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan merupakan sebuah taman rekreasi keluarga dan objek wisata budaya di Kota Bukittinggi yang wajib dikunjungi, dengan berjalan kaki cukup menyeberangi Jembatan Limpapeh, sesaat setelah selesai melihat Benteng Fort de Kock. Anda Memasuki area Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, akan segera terlihat sebuah kandang Gajah, serta Rumah Adat Baanjuang yang digunakan sebagai museum.

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved