Kota Pariaman

Tanggapan Tokoh Masyarakat Kota Pariaman Tentang Tabuik Fashion Week, Dilakukan di Tempat Wisata

Demam Citayam Fashion Week pada akhir pekan lalu mendarat di Kota Pariaman dengan penamaan Tabuik Fashion Week (TFW).

Penulis: Panji Rahmat | Editor: Mona Triana
TribunPadang.com/Panji Rahmat
Tokoh masyarakat Kota Pariaman Alwis Ilyas saat ditemui, Senin (1/8/2022) 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Demam Citayam Fashion Week pada akhir pekan lalu mendarat di Kota Pariaman dengan penamaan Tabuik Fashion Week (TFW).

TFW ini berlangsung di Simpang Tabuik Kota Pariaman pada sore dan malam hari Sabtu (30/7/2022).

Peserta TFW ini berasal hampir dari semua kalangan dari Cik Uniang, Cik Ajo, para ibu arisan sosialita Pariaman dan muda mudi Kota Pariaman lainnya.

Baca juga: Demam Citayam Fashion Week di Pariaman Lewat Tabuik Fashion Week, Utamakan Pakaian Tradisional

Lebih kurang kata Penggerak TFW Ririn Rosyelina, hari itu ada sekitar puluhan orang yang mengikutinya.

Melihat TFW ini, seorang tokoh masyarakat Kota Pariaman Alwis Ilyas mempertanyakan tentang kecocokan kegiatan ini berlangsung di Kota Pariaman.

Baginya apa yang dilakukan muda-mudi Pariaman ini adalah sebuah sifat latah untuk mencontoh apa yang dilakukan di Ibu Kota.

Baca juga: Fenomena Citayam Fashion Week: Satpol PP Padang tak Ingin, Mengganggu Trantibum

"Jadi apakah cocok ini dilakukan berdasarkan adab, adat dan budaya di Kota Pariaman," kata Alwis Ilyas mempertanyakan.

Dari informasi yang ia peroleh TFW ini berlangsung di Simpang Tabuik, dimana simpang Tabuik merupakan jalur yang sering dilalui oleh masyarakat Pariaman.

Sehingga sedikit banyaknya bisa menganggu ketertiban umum dan lalu lintas pengendara.

"Seharusnya kegiatan ini bisa dilakukan di tempat wisata yang ada di Kota Pariaman, lagian pentasnya juga sudah tersedia seperti di pantai Gondoriah," tuturnya.

Beberapa anak muda di Kota Pariaman menggunakan pakaian formal tradisional asal Pariaman saat Tabuik Fashion Week di Simpang Tabuik Kota Pariaman, Sabtu (30/7/2022)
Beberapa anak muda di Kota Pariaman menggunakan pakaian formal tradisional asal Pariaman saat Tabuik Fashion Week di Simpang Tabuik Kota Pariaman, Sabtu (30/7/2022) (TribunPadang.com/RahmatPanji)

Selain itu Alwis Ilyas juga menilai pakaian tradisional yang digunakan oleh para peserta TFW tidak pas diperlihatkan di tengah jalan raya.

Karena secara adab pakaian tradisional, pakaian adat dan pakaian formal memiliki ruangan atau tempat tersendiri tidak bisa di campur adukan.

Serta berdasarkan informasi dari masyarakat setempat, kegiatan ini menurut Uncu sapaan akrab Alwis Ilyas juga menjadi ajang bagi kelompok tertentu untuk melegalkan dan memperlihatkan eksistensi mereka dalam masyarakat.

Kelompok tertentu yang dimaksudkan Alwis Ilyas adalah laki-laki yang berpakaian perempuan dan sebaliknya.

Padahal dalam adat Minang pakaian laki-laki dan perempuan sudah ada contohnya, sehingga tidak pantas disalahgunakan.

Baca juga: Demam Citayam Fashion Week Landa Kota Bukittinggi, Zebra Cross di Kawasan Jam Gadang Jadi Catwalk

Lebih lanjut katanya melalui TFW ini, banyak masyarakat yang berpendapat negatif dengan adanya kegiatan ini mulai dari pemilihan tempat hingga beberapa kelompok tertentu yang ikut andil dalamnya.

Walau menurut Uncu TFW ini juga memiliki nilai postif, dimana bisa menjadi ajang bagi masyarakat setempat untuk menunjukan kemampuannya.

Terlebih dalam penerapannya peserta TFW ini menggunakan pakaian tradisional serta produk asli dari karya anak Pariaman.

"Hanya saja tempatnya tidak pas atau ideal, sehingga mengundang polemik di tengah masyarakat," katanya.

Sekumpulan remaja melakukan catwalk fashion show di zebra cross depan air mancur Jam Gadang, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa (27/7/2022).
Sekumpulan remaja melakukan catwalk fashion show di zebra cross depan air mancur Jam Gadang, Kota Bukittinggi, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Selasa (27/7/2022). (TRIBUNPADANG.COM/M FUADI ZIKRI)

Padahal secara ide dan maksud kegiatan ini luar biasa, tapi bagi Uncu jika sesuatu kegiatan luar biasa tidak dibungkus dengan baik tidak ada gunanya.

Kedepan ia berharap muda mudi Kota Pariaman harus menyaring terlebih dahulu apa saja trend kekinian yang pantas dibawa ke daerah.

"Jadi tidak semua kegiatan yang sedang hangat bisa disadur di daerah, karena ada adat, adab dan budaya untuk jadi pertimbangan," terangnya.

Baginya kearifan lokal harus jadi pertimbangan mendasar bagi seluruh pihak dan instansi terkait.

Baca juga: Wako Pariaman Jajal Citayam Fashion Week Kawasan SCBD, Kenakan Pakaian Batik Sampan, Sulaman Nareh

Serta juga perlu pengawasan dari seluruh pihak dalam melakukan sebuah kegiatan agar tidak jadi polemik di tengah masyarakat.

Ia menilai jika ke depan hal ini akan kembali berlangsung, sebaiknya dilakukan ditempat yang telah disediakan seperti pentas yang ada di pantai Gondoriah atau tempat wisata lainnya.

Jika lokasi pelaksanaannya sesuai pasti akan ada dukungan dari masyarakat sehingga desainer dan model dari Kota Pariaman bisa lebih dikenal lagi. (*)

 

 

 

 

 

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved