Ekslusif
Haji Indun Sukses Jadi Pengusaha Lokal, Memulai dari Supir Cigak Baruak
SEBAGAI perusahaan semen yang peduli terhadap lingkungan, PT Semen Padang dalam operasionalnya tidak hanya mengedepankan profit, tapi juga memperhatik
SEBAGAI perusahaan semen yang peduli terhadap lingkungan, PT Semen Padang dalam operasionalnya tidak hanya mengedepankan profit, tapi juga memperhatikan masyarakat lingkungan, sesuai dengan konsep triple bottom line, yaitu profit, planet dan people.
Perhatian tersebut, tidak hanya melalui program pemberdayaan, tapi juga pembinaan dan mendorong pengusaha lokal menjadi mitra perusahaan dengan tujuan, dapat memberikan efek ganda bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar lingkungan, dan Sumatera Barat pada umumnya.
Salah satu pengusaha lokal yang menjadi mitra PT Semen Padang adalah Zulkardi. Pria yang akrab disapa Haji Indun itu menyebut bahwa perhatian PT Semen Padang terhadap pengusaha lokal juga dapat mendorong peningkatan kesempatan kerja atau lapangan kerja bagi masyarakat lingkungan perusahaan PT Semen Padang.
Apalagi, sebut Haji Indun, pengusaha lokal yang menjadi mitra atau vendor di perusahaan semen pertama di Indonesia dan Asia Tenggara ini, jumlahnya tidak hanya puluhan, tapi mencapai ratusan.
Mayoritas mereka adalah masyarakat di lingkungan perusahaan, seperti Lubuk Kilangan.
"Saya ini putra asli Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan. Saya menjadi pengusaha lokal berkat perhatian PT Semen Padang yang memberikan saya berbagai peluang kerja sama. Dan saya pun, manfaatkan peluang tersebut dengan baik," kata Zulkardi.
Sebelum menjadi pengusaha, Haji Indun adalah seorang pekerja outsourcing di Tambang Batu Kapur, PT Semen Padang semenjak 1987 hingga 1994 yang kemudian beralih menjadi sopir angkutan kampung atau cigak baruak jurusan Indarung-Batu Gadang.
Baca juga: PT Semen Padang Salurkan 29 Sapi Kurban, untuk Masyarakat Lingkungan

Baca juga: Lirik Sekali Seumur Hidup, Cukup Satu Kali Jangan Berubah, Lagu Lesti Terbaru
Kemudian pada Tahun 1997, anak ke-3 dari 8 bersaudara pasangan Umar Rajo Bangkeh (Pensiunan karyawan Semen Padang tahun 1975), dan Nurlela (ibu rumah tangga) itu, mendapat tawaran kerja menjadi karyawan PT Semen Padang melalui penerimaan calon karyawan (cakar) IX.
Tawaran tersebut datang langsung dari Dirut PT Semen Padang yang ketika itu dijabat oleh Ikhdan Nizar. Namun, oleh alumni STM Negeri 1 Tahun 1987 itu, tawaran bekerja di perusahaan itu ditolaknya secara halus.
Dia beralasan, karena ingin memberikan kontribusi dalam bentuk lain kepada PT Semen Padang, dan menurutnya kontribusi tersebut jauh lebih besar dibandingkan harus menjadi karyawan. Alasan Haji Indun yang masuk akal itu pun, diterima oleh Ikhdan Nizar.
"Ketika ditawari jadi karyawan, saya tolak dan saya minta untuk menjadi vendor. Alhamdulillah, Pak Ikhdan Nizar menyetujuinya. Saya langsung mendirikan perusahaan dengan nama CV. Karang Putih. Seketika itu juga, saya berhenti jadi supir angkutan kampung atau cigak baruak," ujarnya.
Baca juga: PT Semen Padang Sinergi Forum Nagari, Serahkan Bantuan Pendidikan untuk 120 Pelajar di Padang Besi

Baca juga: HUT ke-64 Pengambilalihan PT Semen Padang: Launching Aplikasi Nabuang Sarok hingga Peresmian PLTA
Di awal menjadi vendor, Haji Indun memulainya dengan pekerjaan untuk konstruksi sipil dan baja berskala kecil. Namun perlahan tapi pasti, perusahaanya terus maju dan berkembang.
Bahkan, perusahaannya dipercaya untuk pengerjaan Crusher Silika di Bukit Ngalau, Batu Gadang. Pada 2007, CV. Karang Putih pun bertransformasi menjadi PT Karang Putih Sejati.
Bersama PT Karang Putih Sejati, Haji Indun semakin mendapat tempat di lingkungan PT Semen Padang. Bahkan, dia pun juga mendapat kepercayaan untuk mensuplai jasa kebersihan di area emplasemen PT Semen Padang dengan jumlah tenaga kebersihan 125 orang.
Sukses mengelola areal kebersihan, Haji Indun kemudian merambah usaha lainnya. Bahkan pada Tahun 2000, Penasehat LPM Kelurahan Batu Gadang itu memulai bisnis transportir semen antar provinsi, pengadaan barang, serta pekerjaan perawatan pabrik PT Semen Padang.