Harga Minyak Goreng

Minyak Goreng Kemasan belum Turun Harga, Pengamat: Mekanisme Pasar yang Terjadi, Malahan Semu

Anggota Komisi VI DPR Amin Ak mengatakan, dampak larangan ekspor beberapa waktu lalu menyebabkan stok minyak kelapa sawit (CPO) milik perkebunan kelap

Editor: Emil Mahmud
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Pengunjung membeli minyak goreng kemasan di sebuah supermarket di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2022). Stok minyak goreng di pasaran kini mulai kembali melimpah seiring dengan dicabutnya aturan harga eceran tertinggi (HET). Pemerintah mencabut HET minyak goreng sejak Rabu (16/3) menyusul adanya kelangkaan barang yang terjadi belakangan ini. Beberapa merk minyak goreng kemasan terkenal pun mulai memenuhi rak-rak supermarket. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Anggota Komisi VI DPR Amin Ak mengatakan, dampak larangan ekspor beberapa waktu lalu menyebabkan stok minyak kelapa sawit (CPO) milik perkebunan kelapa sawit melimpah.

Menurutnya, harga tandan buah segar (TBS) sawit terus mengalami penurunan hingga saat ini.

Akan tetapi, harga minyak goreng kemasan di dalam negeri masih tetap mahal di atas Rp 23 ribu per liter.

Akibatnya, kata Amin, TBS produksi petani atau perkebunan sawit rakyat hanya sebagian kecil diserap perusahaan-perusahaan sawit karena mereka mendahulukan menyerap hasil produksinya sendiri.

"Sehingga stok lama minyak goreng masih cukup besar, dan minyak goreng yang beredar di pasaran masih dengan harga lama," kata Amin saat dihubungi, Jumat (1/7/2022).

Amin menjelaskan, setelah kran eskpor dibuka, pasar global dibanjiri produk minyak sawit dari Indonesia, membuat pasokan berlimpah dan menyebabkan harga CPO global turun.

Pada saat bersamaan, Amin melihat, dua importir sawit besar dunia, yakni India dan China mengurangi impor sawit dengan total pengurangan mencapai 4,8 juta ton per tahun.

"Terjadi peningkatan pasokan minyak nabati antara lain minyak kedelai (soybean oil) dalam jumlah besar," paparnya.

Baca juga: Beli Migor Pakai Pedulilindungi di Kota Bukittinggi, Pedagang Ngaku Belum Paham, Bagaimana Teknisnya

Merujuk data Asosiasi Kedelai Amerika (American Soybean Association/ASA), minyak kedelai yang masuk ke pasar global jumlahnya mencapai 2 hingga 3 juta ton.

Analisa Pengamat

Sebelumnya, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan, saat harga bahan baku atau CPO turun justru pengusaha minyak goreng mencoba pertahankan marjin keuntungan di dalam negeri.

"Sehingga tidak ada korelasi antara penurunan harga CPO di pasar internasional dengan harga minyak goreng kemasan," kata Bhima.

Menurutnya, saat ini yang dilakukan perusahaan sawit yaitu menekan harga di level petani, khususnya petani yang tidak bermitra dengan perusahaan.

Selain itu, kata Bhima, masih mahalnya harga minyak goreng kemasan karena distribusinya tidak diselesaikan oleh pemerintah.

"Pemerintah sudah final mengatakan minyak goreng kemasan dilepas ke mekanisme pasar, di mana mekanisme pasar yang terjadi semu karena pemain besar kuasai pasar," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved