Bayar Angkot di Padang Pakai QRIS BRI, Pengamat: Sistem Non Tunai akan Sulitkan Penumpang dan Warga
Sebab pembayaran tarif angkot secara non tunai, masyarakat harus menyiapkan perangkat pendukungnya.
Penulis: Rima Kurniati | Editor: afrizal
Laporan Reporter TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Pemerintah Kota Padang mulai uji coba menerapkan pembayaran tarif angkot secara non tunai melalui aplikasi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) BRI
Penerapan sistem pembayaran ini kerja sama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Padang dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Organda Kota Padang.
Pengamat transportasi Universitas Bung Hatta (UBH) Fidel Miro mengatakan, kalau ingin menerapkan pembayaran tarif angkot secara non tunai harus ada landasan hukum yang jelas.
Baca juga: Sopir Pesimis Bayar Ongkos Angkot di Padang Pakai QRIS, Tidak Memungkinkan, Angkutan Kota Sudah Mati
Baca juga: Rute Angkot Padang yang Terapkan Pembayaran Non Tunai QRIS BRI, Pasar Raya-Unand Limau Manis
"Apakah ada landasan hukumnya atau aturan semacam peraturan daerah atau perdanya sebagai landasan hukumnya?," ungkapnya saat dihubungi TribunPadang.com, Rabu (8/6/2022)
Ia menilai, pembayaran secara non tunai pada angkot akan menyulitkan masyarakat maupun sopir angkot.
Sebab pembayaran tarif angkot secara non tunai, masyarakat harus menyiapkan perangkat pendukungnya.
Misalnya agar bisa scan QR Barcode, masyarakat butuh handphone yang sesuai.
"Untuk scan tentu butuh jaringan internet atau kuota juga, bagimana jika tidak ada jaringan internet atau kuota, " ungkapnya.
Fidel Miro menilai pembayaran tarif angkot secara non tunai tidak memungkinkan, karena pasaran non tunai ini berbeda.
Dikatakannya, biasanya pembayaran tarif secara non tunai ini pada angkutan yang jarak jauh seperti bus dan pesawat.
"Misalnya mau berangkat ke Jakarta naik bus, atau pesawat bayarnya wajar dengan online, sementara angkot jarak tempuhnya dekat, "ungkapnya.
Fidel Miro mengatakan penerapan pembayaran tarif angkot secara non tunai perlu dikaji kembali sebab rute angkot hanya jarak dekat.
"Angkot itukan jarak dekat dan bisa saja penumpang naik misalnya dari naik angkot rute Pasar Raya - Lubuk Buaya, tetapi turunnya hanya di Purus, itu bagaimana? Tentu ini perlu dikaji kembali, " ungkapnya.
Respon Sopir Angkot
Sopir angkot rute Pasar Raya Air Pacah Kota Padang, Zainal Amat mengaku, pembayaran secara non tunai pada angkot tidak mungkin dilakukan.
Baca juga: Dishub Padang Jemput Bola, Ajak Sopir Angkot Gunakan Pembayaran Non Tunai QRIS BRI
Baca juga: Rute Angkot Padang yang Terapkan Pembayaran Non Tunai QRIS BRI, Pasar Raya-Unand Limau Manis
"Pendapat saya pembayaran secara non tunai ini tidak memungkinkan, karena angkot ini sudah mau mati, apalagi kalau bayarnya harus online lagi," kata Zainal Amat, Rabu (8/6/2022).
Menurutnya, pembayaran tarif angkot secara non tunai ini akan menyulitkan masyarakat.
Lama kelamaan angkot akan semakin ditinggalkan.
"Lama kelamaan mungkin tidak akan ada orang yang mau naik angkot. Karena bayar secara non tunai ini kan susah, " ungkapnya.
Menurutnya, masyarakat saat ini lebih banyak beralih pada transportasi ojek online.
Baca juga: Bayar Angkot di Padang Kini Bisa Non Tunai, Gunakan QRIS BRI
Jika diterapkan pembayaran non tunai pada angkot, Zainal Amat khawatir penumpang akan semakin berkurang.
"Kalau kita lihat saja di Trans Padang yang bayar pakai non tunai itu hanya beberapa yang naik, "ungkapnya.
Zainal Amat mengatakan angkot rute Pasar Raya Air Pacah ada 40 angkot yang dikelola oleh koperasi, namun tidak semuanya beroperasi.
Setiap harinya, penumpang angkot juga tidak banyak, paling banyak hanya 5 orang penumpang dalam satu kali putaran.
Zainal mengaku dalam sehari biasanya sampai tujuh kali putaran rute Pasar Raya - Air Pacah namun sekarang hanya empat kali putar.
"Tarif angkot masih sama hanya Rp 4 ribu untuk umum, pegawai Rp 3 Ribu, kalau anak sekolah Rp 2 ribu, " tambahnya. (*)