Citizen Journalism
Kisah Inspiratif Nick Vujicic, Motivator Pengidap Sindrom Tetre-amelia, Penulis 'Life Without Limit'
SIAPA sangka sebuah artikel mengenai seorang yang cacat yang sukses menggapai mimpinya berhasil membuat Nick Vujicic keluar dari kegelepan yang selama
Citizen Journalism Oleh: Dhiendy N Komvecta *)
SIAPA sangka sebuah artikel mengenai seorang yang cacat yang sukses menggapai mimpinya berhasil membuat Nick Vujicic keluar dari kegelepan yang selama ini menyelimutinya.
Nick Vujicic, seorang motivator tanpa lengan dan kaki asal Australia, yang berhasil menyedot perhatian dunia dengan karya dan segudang motivasinya.
Baca juga: Fitur Apa Saja yang Ada di TikTok? TikTok juga Akan Uji Coba Fitur Berlangganan

Nick yang lahir pada 4 Desember 1982 di Melbourne, Australia ini telah mengalami perjalanan yang tidak mudah sejak lahir menyusul idap sindrom tetra-amelia.
Sindrom tetra-amelia adalah kelainan bawaan lahir yang membuat bayi lahir tanpa adanya kaki dan tangan.
Diketahui penyebab dari sindrom tetra-amelia ini salah satunya adalah adanya mutasi pada gen WNT3.
Gen WNT ini menghasilkan protein WNT3 yang sangat diperlukan untuk membantu perkembangan janin seperti pembentukan organ dan anggota tubuh.
Adanya mutasi, hal tersebut dapat mencegah sel memproduksi protein WNT3 yang mengakibatkan kecacatan pada bayi.
Kedua orangtua kemudian membuka mata dan melihat Nick kecil dari sisi yang berbeda. Ibu Nick malahan menatap sang putranya, Nick sangat tampan dan menggemaskan.
Nick kecil sangat bersemangat dan selalu terlihat ceria. Hal tersebut yang membuat kedua orangtua Nick menyayanginya dengan sepenuh hati.
Dapat dukungan dan kasih sayang dari orangtuanya, ternyata masih belumlah cukup untuk membuat Nick merasa ikhlas akan kondisinya.
Perasaan kesepian dan tidak pantas hidup seringkali membayangi hari-hari Nick kecil yang lugu.
Bertemu dengan teman-teman lantas membuat Nick semakin menyadari bahwa ia dan teman-temannya tidak sama.
Nick kecil kerap merasakan perasaan yang terus saja mempertanyakan kenapa ia berbeda dari teman-temannya.
Pada masa tertentu, ketika berusia 10 tahun, Nick sempat labil dan coba menenggelamkan diri di bak mandi.
Masa-masa kelam tersebut berhasil ia lewati bersama kedua orangtua dan beberapa sahabat yang selalu mendukungnya.
Hingga Nick berusia 12 tahun, ibu Nick menunjukkan sebuat artikel mengenai kesuksesan seorang cacat dalam meraih mimpinya.
Hal tersebut yang membangkitkan hasrat dalam diri Nick untuk menjadi orang yang hebat pula. Ia bertekad untuk menggapai mimpi dan membantu orang-orang di sekitarnya.
Pada usia 21 tahun, pemuda yang memiliki kecerdasan yang tinggi ini lulus dengan menyandang dua gelar sarjana sekaligus yaitu Akuntasi dan Perencanaan Keuangan di Universitas Griffith, South East Queensland, Australia.
Ia memulai karirnya yang cemerlang pada usia 23 tahun dengan mendirikan sebuah organisasi bernama “Life Without Limb”.
Di mana organisasi ini ia dirikan untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan fisik sepertinya. Nick akan memfasilitasi mereka dengan bantuan secara materi dan moral.
Dengan kemampuan berbicara di depan umum yang mumpuni, Nick mendapatkan banyak tawaran untuk memberikan motivasi di mana-mana.
Hingga keberhasilan Nick sebagai motivator berlanjut dengan diterbitkannya buku pertama Nick yang berjudul “Life Without Limit” pada Tahun 2007.
Buku tersebut menjadi salah satu buku terlaris yang mencapai 1 juta copy di seluruh dunia. Di tahun yang sama, Nick mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang motivational speaking yang ia beri nama “Attitude is Altitude”.
Tak hanya membuat dirinya semakin hebat dalam dunia motivator, Nick juga membantu semua orang yang ingin memiliki kemampuan speaking yang luar biasa sepertinya dengan perusahaan tersebut.
Kesuksesan motivator tanpa lengan dan kaki ini terus berlanjut hingga saat ini. Walaupun tak memiliki kaki, Nick mampu menjelajahi seluruh dunia dengan kemampuannya.
Meskipun tak memiliki tangan, ia mampu merengkuh para penyandang disabilitas dan orang-orang yang memiliki keinginan untuk menggapai mimpi, berhasil menggapai mimpi mereka.
Nick menjadi tanpa batas dengan keterbatasannya. Ia mengajarkan bahwa sukses bukan milik seseorang yang sempurna, melainkan milik orang yang mau bergerak maju dan menggapai mimpi mereka.(Penulis, Mahasiswa Prodi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas)