Amalan yang Bisa Dilakukan oleh Kaum Muslimin Ketika Terjadi Gerhana, Shalat, Dzikir, hingga Sedekah

amalan yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin ketika terjadi gerhana, perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya.

Editor: Rizka Desri Yusfita
SERAMBI/M ANSHAR/M ANSHAR
Proses gerhana bulan total direkam di Kantor Kandepag Aceh, Selasa (31/1/2018). Berikut bacaan niat shalat Gerhana Bulan dan tata caranya. - amalan yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin ketika terjadi gerhana, perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya. 

TRIBUNPADANG.COM - Fenomena gerhana bulan total amat sayang untuk dilewatkan.

Bisa dikatakan fenomena langka, kali ini gerhana bulan total menghiasi langit di akhir pekan, tepatnya pada 15 Mei 2022.

Selain 15 Mei, diprediksi gerhana bulan total juga terjadi hari ini 16 Mei 2022.

Sayangnya, fenomena gerhana bulan total tidak bisa diamati di Indonesia.

Diketahui, gerhana bulan total terjadi saat bumi bulan matahari berada tepat di satu garis yang sama.

Baca juga: Bacaan Niat Sholat Gerhana Bulan dan Tata Caranya Dilengkapi Bahasa Arab dan Latin

Baca juga: Gerhana Bulan Total Rabu 26 Mei 2021, Super Blood Moon di Langit Indonesia Bisa Dilihat Langsung

Dilansir dari kominfo.go.id, Senin (16/5/2022) ada amalan yang bisa dilakukan oleh kaum muslimin ketika terjadi gerhana.

Pertama, perbanyaklah dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari no. 1044)

Kedua, keluar mengerjakan shalat gerhana secara berjamaah di masjid.

Salah satu dalil yang menunjukkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari ’Aisyah bahwasanya Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana.

Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari no. 1050).

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia shalat di situ. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 343)

Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4: 10)

Apakah mengerjakan dengan jamaah merupakan syarat shalat gerhana?

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin mengatakan, ”Shalat gerhana secara jama’ah bukanlah syarat. Jika seseorang berada di rumah, dia juga boleh melaksanakan shalat gerhana di rumah. Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam,

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved