UTBK SBMPTN
Cara Menjaga Mental agar Tetap Stabil Hadapi UTBK SBMPTN 2022, Terapkan Mental Contrasting, Apa Itu?
UTBK SBMPTN 2022 gelombang pertama akan dilaksanakan pada 17 - 23 Mei 2022, membahas mental contrasting biar pikiran tetap jernih meski hari H UTBK.
Penulis: Rizka Desri | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM - UTBK SBMPTN 2022 gelombang pertama akan dilaksanakan pada 17 - 23 Mei 2022.
Mayoritas orang sudah belajar mati-matian, tapi tetap takut ngeblank di hari H UTBK?
Faktanya, banyak orang gagal bukan karena mereka tidak belajar, tapi karena pikiran mereka semrawut ketika soal UTBK depan mata.
Kali ini TribunPadang.com akan membahas mental contrasting biar pikiran tetap jernih meski hari H ujian UTBK 2022.
Agar bisa fokus saat tes UTBK (dan akhirnya lolos), banyak orang menerapkan mental contrasting tersebut.
Baca juga: Kapan UTBK 2022 Dimulai? Cek Perubahan Jam, Baca Doa Ini Supaya Diberi Kemudahan dan Kelancaran
Baca juga: Kisi-kisi UTBK Soshum 2022, Peserta SBMPTN Pelajari Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi
Dilansir dari positivepsychology.com, Minggu (15/5/2022) untuk menjelaskan kontras mental, pertama-tama mari jelajahi prinsip-prinsip teori realisasi fantasi.
Dalam deskripsi teorinya, Oettingen (1999), menyoroti bahwa seseorang dapat memaksimalkan komitmen mereka terhadap tujuan dengan menyeimbangkan perspektif positif dan negatif dari realitas yang akan datang.
Gaya berpikir yang berfokus pada aspek positif dari realitas yang akan datang disebut sebagai fantasi bebas.
Fantasi bebas adalah peristiwa atau perilaku yang dibayangkan di masa depan yang tidak mempertimbangkan kemungkinan kejadian yang sebenarnya (Klinger, 1990).
Misalnya, seseorang mungkin berfantasi tentang menerima promosi dan mendapatkan kantor sudut baru, bahkan jika ini tidak mungkin terjadi dalam kenyataan.
Sebaliknya, seseorang mungkin berfokus pada aspek negatif dari situasi di masa depan, seperti jam kerja larut malam yang pasti akan menghasilkan promosi semacam itu.
Proses membandingkan dan mengkontraskan aspek positif dan negatif dari masa depan yang akan datang dikenal sebagai kontras mental. Dan proses kontras mental sangat berharga, karena memicu harapan yang dapat memandu keputusan tentang komitmen tujuan dan memotivasi pengejaran tujuan yang berkelanjutan.
Berlatih kontras mental menggunakan WOOP
W – Wish - Berharap
Kontras mental dimulai dengan komponen keinginan.
Pada langkah pertama ini, seseorang akan didorong untuk memikirkan perhatian, keinginan, atau keinginan utama yang berkaitan dengan satu domain kehidupan dan memvisualisasikannya.
Misalnya, seseorang mungkin ingin menerima promosi di pekerjaan mereka atau lulus UTBK 2022.
O – Outcome - Hasil
Selanjutnya, seseorang didorong untuk berpikir tentang hasil ideal dari keinginan mereka menjadi kenyataan.
Ini biasanya mencakup komponen emosional, seperti bagaimana perasaan seseorang setelah tujuan mereka tercapai atau bagaimana mencapai tujuan akan mengubah hidup mereka secara mendasar.
Misalnya, orang yang menginginkan promosi mungkin membayangkan kegembiraan yang terkait dengan tantangan peran baru.
Yang penting, orang tersebut didorong untuk benar-benar berhenti sejenak dan memberikan diri mereka waktu untuk membayangkan seperti apa rasanya hasil ini, memberi energi pada pikiran untuk mulai mengejar hasil itu (Oettingen et al., 2009).
O – Obstacles - Hambatan atau Rintangan
Bagian ketiga dari proses mendasarkan orang dan tujuan mereka dalam kenyataan.
Dalam langkah ini, seseorang merenungkan kemungkinan rintangan dan kesulitan yang mungkin mereka hadapi saat berjuang menuju keadaan yang diinginkan.
Ketika berfokus pada rintangan, seseorang didorong untuk fokus pada aspek internal diri yang dapat menghambat pencapaian tujuan, daripada hal-hal di luar kendali mereka.
Misalnya, orang yang mencari promosi mungkin mengenali kecenderungan dirinya untuk mengalami sindrom penipu atau kepercayaan diri yang rendah.
Sekali lagi, orang yang menyelesaikan latihan WOOP didorong untuk berhenti sejenak dan merenungkan sepenuhnya tantangan yang akan datang, membayangkan bagaimana mereka akan bermain dalam kenyataan.
P – Planning - Perencanaan
Tahap terakhir dari kontras mental melibatkan pembuatan rencana jika-maka, kadang-kadang disebut sebagai penetapan niat implementasi (Gollwitzer & Brandstätter, 1997).
Orang yang menyelesaikan lembar kerja WOOP berfokus pada salah satu kendala yang mereka temui pada tahap sebelumnya.
Mereka kemudian diminta untuk membuat rencana untuk mengatasinya: Jika saya menemui kendala X, maka saya akan merespons dengan tindakan Y.
Ini adalah tahap yang peneliti sarankan membedakan mental yang kontras dari jenis intervensi lainnya. Ini karena memungkinkan seseorang untuk membuat naskah yang telah direncanakan sebelumnya dalam menghadapi tantangan yang tak terhindarkan, sehingga mendukung pengejaran tujuan.
(TribunPadang)