Kisah Awal Konservasi Ikan Bilih Endemik Danau Singkarak oleh Semen Padang, Sukses Lepas 4.000 Bibit
Ikan bilih jenis mystacoleucus padangensis merupakan ikan endemik Danau Singkarak, Sumatera Barat dan satu-satunya di dunia.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
Namun hanya 5.000 bibit yang bertahan saat dipindahkan ke area Kehati Semen Padang.
Bibit tersebut dikembangbiakkan melalui metode konservasi ex-situ yaitu membuat habitat baru dengan kapasitas kecil di area kehati PT Semen Padang.
Habitat baru ikan bilih ini dibuat menyerupai habitat aslinya di Danau Singkarak.
"Dapat dilihat di sini kami sediakan kolam yang berbentuk danau kecil serta ada aliran air yang masuk seperti sungai kecil," sebutnya.
Melalui miniatur danau Singkarak tersebut ikan endemik itu bisa beradaptasi dengan baik.
"Dan ternyata dari hasil kajian kami, ikan bilih tersebut bisa naik ke saluran yang dianggapnya sungai karena ada arus terjadi pada setiap waktu," terangnya.
Setelah sukses beradaptasi konservasi ikan bilih ini mulai menunjukan perkembangan dari segi reproduksi.
"Ternyata bibit ini terus berkembang secara alami dengan matang, yang jantan memiliki sperma lalu betina juga bertelur," bebernya.
Dari proses reproduksi tersebut populasi konservasi ikan bilih ini perlahan meningkat.
LPPM UBH mencoba untuk memijahkan sel telur dan sperma secara buatan.
Hal itu dilakukan dengan menangkap induk betina yang hendak bertelur dan induk jantan memiliki sperma serta siap dipijahkan.
Setelah induk jantan dan betina ditangkap, perut masing-masing induk ditekan perlahan agar mengeluarkan sperma dan telur.
"Lalu kami seleksi dan masukan ke wadah kecil yang diberi bubuk ayam lalu di kasih air, diaduk selama 2-3 menit lalu ditebar ke kolam terpal dan biarkan menetas sekitar 20 jam," ungkapnya.
Telur yang sudah menetas itu baru diberi makan saat usia 4 hari dengan kuning telur.
Waktu berusia 13 hari baru kembali berganti jenis makanan.