Berkah Ramadan, Pedagang Telur Gulung di Pariaman Bisa Raup Omzet Rp 200 Ribu Perhari
Seorang pedagang telur gulung di pinggir jalan Kampung Pondok Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat, Akmal (30) merasa bersyukur pada Bulan Ramadan
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Seorang pedagang telur gulung di pinggir jalan Kampung Pondok Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat, Akmal (30) merasa bersyukur pada Bulan Ramadan dagangannya tetap laris, meski hanya berjualan sejak sore hingga malam hari.
Akmal menjelaskan, meski durasi berdagang lebih singkat dibanding hari biasanya (di luar Ramadan), namun omzetnya bisa mencapai Rp 200 ribu.
Baca juga: Kapolsek IV Nagari Sijunjung Ingatkan Pedagang, Hati-hati Beli dan Jual Ternak, Waspada Curas
Baca juga: Bupati Suhatri Bur Kukuhkan Ny Yusrita Jabat Ketua LKKS, sekaligus Ketua P2TP2A Padang Pariaman
"Alhamdulillah, baru jualan sejak sore menjelang buka puasa, kemudian jelang taraweh saya mangkal di salah satu masjid di Kampung Baru, paling tidak saya bisa bawa pulang uang Rp 200 ribu," kata Akmal saat ditemui TribunPadang.com pada Minggu (17/4/2022) sore.
Ia menuturkan, omzet perhari dari dagangannya cendrung fluktuatif, bila laris omzetnya bisa lebih dari Rp 200 ribu, namun terkadang kurang dari angka tersebut.
Baca juga: Keberangkatan Jemaah Haji dari Padang Pariaman, Kakan Kemenag: Belum Terima Surat Resmi
Baca juga: Keberangkatan Haji Tahun 2022, Kantor Kemenag Kota Pariaman Tunggu Regulasi Dirjen PHU
Lebih lanjut dikatakannya, tahun lalu ia juga berdagang telur gulung di kawasan yang sama, yakni di daerah Kampung Pondok. Ramadan tahun 2021 lalu, ia berjualan di dekat SPBU Kampung Pondok, sedangkan saat ini gerobak motornya ia parkir di dekat perempatan Kampung Pondok.
"Jika dibandingkan, sepertinya pembeli lebih ramai di tahun lalu, karena saat itu belum terlalu banyak orang yang jualan telur gulung, praktis saya tidak banyak saingan," ujarnya.
Baca juga: Angka Stunting Tahun 2021 di Pariaman 20,3 Persen, Ada TPPS hingga Tim Pendamping Keluarga
Baca juga: Dinas PPKB Padang Pariaman Lakukan Rapat Pembinaan Terpadu, Tindak Lanjut Audiensi Bersama
Kemudian ia menyampaikan, biasanya omzetnya akan meningkat pada sepuluh hari terakhir Ramadan, baik itu jualan di pinggir jalan maupun di depan masjid. "Biasanya pendapatan meningkat pada sepuluh hari terakhir," lanjut dia.
Warga Sunur Pariaman Selatan ini mengungkapkan, di luar Bulan Ramadan ia biasa mangkal di sekolah-sekolah, dan juga di kawasan objek wisata Pantai Sunua.
"Hari biasa, saya mulai jualan pada pagi hari di salah satu SD di Kampung Baru hingga siang hari, pada sorenya baru saya pindah ke Pantai Sunua," kata dia lagi.
Baca juga: Rombongan DPD RI Kunjungi Pariaman, Wali Kota Genius Umar Paparkan, Sederetan Program Unggulan
Baca juga: Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Padang Pariaman, DPPKB Terima Audiensi Tim Satgas BKKBN
Adapun kata dia, di Pantai Sunua biasanya pembeli akan ramai pada sore hari, karena pembeli telur gulungnya kebanyakan ialah wisatawan dari luar daerah. "Dagangan saya cukup laris di Pantai Sunua di luar Ramadan, barangkali karena saya satu-satunya yang jualan telur gulung di sana," imbuhnya.
Ia menjual satu tusuk telur gulung dengan harga Rp 1 ribu, pembeli juga bisa memilih telur gulung saja atau ditambah dengan mie.
Selain itu juga ada telur gulung bakso, sosis, dan nuget yang dijual dengan harga Rp 5 ribu untuk tiga tusuknya. (*)