Ramadhan 2022

Bagaimana Cara Mengetahui Masuknya Bulan Ramadhan? Simak juga Bacaan Niat Sahur dan Berbuka Puasa

Ada tiga hal yang dilakukan terkait bagaimana cara mengetahui masuknya bulan Ramadhan.

Penulis: Rizka Desri | Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNNEWS.COM
Ilustrasi Puasa - Ada tiga hal yang dilakukan terkait bagaimana cara mengetahui masuknya bulan Ramadhan. 

TRIBUNPADANG.COM - Ada tiga hal yang dilakukan terkait bagaimana cara mengetahui masuknya bulan Ramadhan.

Di dalam buku Ramadhankan Hidupmu Bekal Berpuasa untuk Meraih Takwa Penulis Dr. Aidh bin Abdullah Al Qarni Penerbit Maghfirah Buku, yang diterjemahkan oleh Fatkhurozi, Ahmad Rusdi, dan Nashirul Haq puasa Ramadhan berdasarkan satu di antara tiga hal berikut.

Pertama, menggenapkan bulan Sya'ban menjadi 30 hari, atau melihat hilal yang menunjukkan bulan Ramadhan.

Abû Hurairah meriwayatkan Rasulullah saw bersabda, "Berpuasalah kalian karena (kalian) telah melihatnya (hilal), dan berbukalah kalian karena (kalian) telah melihatnya (hilal). (HR. Bukhari-Muslim)

Kedua, adanya awan atau kabut pada awal malam ke-30 bulan Sya'ban, yang menutupi kemunculan hilal.

Ibnu Umar meriwayatkan Nabi saw bersabda, Berpuasalah kalian karena (kalian) telah melihatnya (hilal), dan berbukalah kalian karena (kalian) telah melihatnya (hilal).  Jika pandangan kalian tertutup awan, maka persempitlah (bilangan bulan Sya'ban). (HR. Bukhari-Muslim)

Yang dimaksud mempersempit bulan Sya'ban adalah menganggapnya terdiri dari 29 hari.

Kalau tempat munculnya hilal tertutup awan atau kabut, keesokan harinya setelah tanggal 29 Sya'ban Ibnu Umar berpuasa.

Dalam hal ini, Ibnu Umar adalah scorang periwayat hadis yang telah mengamalkan hal itu sebagai bentuk penafsirannya terhadap hadis tersebut.

Tapi di lain sisi diriwayatkan juga bahwa dia tidak berpuasa. Alasannya, dia berlandaskan pada sabdanya yang berbunyi;

Jika pandangan kalian tertutup awan, maka genapkan jumlah bulan Sya'ban menjadi tiga puluh hari. (HR. Bukhari Muslim)

Baca juga: Masih Punya Utang Puasa? Segera Tunaikan Sebelum Masuk Ramadhan 2022, Berikut Ketentuannya

Baca juga: Sunah-sunah Puasa Ramadhan: Orang yang Sedang Berpuasa Disunnahkan Menyegerakan Berbuka Puasa

Ketiga, Jika melihat hilal sendiri, orang wajib berpuasa berdasarkan sabdanya yang diriwayatkan Abu Hurairah di atas.

Berpuasalah kalian karena (kalian) telah melihatnya (hilal), dan berbukalah kalian karena (kalian) telah melihatnya (hilal). (HR. Bukhari-Muslim)

Jika orang tersebut jujur, maka seluruh kaum Muslimin pun wajib berpuasa berdasarkan keterangannya itu. Hal ini sesuai dengan perkataan Ibnu Umar ra, "Ketika orang-orang berusaha melihat hilal, aku memberitahu Rasulullah saw bahwa aku telah melihatnya. Maka beliau lantas berpuasa dan memerintahkan kaum Muslimin berpuasa juga." (HR. Abu Dawud, ad-Dårimi, ad Daruquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi)

Karena melihat hilal merupakan cara mengetahui datangnya Ramadhan, maka jika sudah terlihat, kaum Muslimin wajib berpuasa.

Kesaksian melihat hilal tersebut dapat diterima seperti halnya kesaksian untuk salat-kendati hanya dari satu orang. Cara melihat hilal yang benar adalah dengan mata telanjang.

Selaku umat yang ummi (tidak bisa baca tulis), otomatis kita tidak bisa menghitung. Makanya, tidak boleh bersandar pada hisab dalam masalah ini.

Cara menentukan awal bulan Ramadhan yang dilakukan para astronom hanya bisa dibenarkan jika menggunakan teleskop.

Sebab, bisa dianalogikan dengan melihat melalui mata telanjang.

Adapun menggunakan nisab tidak bisa dibenarkan berdasarkan sabdanya yang diriwayatkan Abu Hurairah berikut; Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi (buta huruf), kami tidak dapat menulis dan tidak pula dapat berhitung. (HR. Bukhari Muslim) Dan bukan itu saja, Rasululah saw berikut pada sahabat telah menentukan awal Ramadhan dengan rukyah. 

Baca juga: Hukum Mencicipi Masakan untuk Berpuka Puasa Jelang Ramadhan 2022

Baca juga: Tips Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan di Tengah Pandemi

Bacaan Niat Sahur jelang menjalankan kewajiban puasa di bulan ramadhan.

Bacaan niat puasa ini dilakukan sebelum melaksanakan puasa atau dibacakan malam hari setelah tarawih.

Jika lupa, maka puasanya tidak sah. Agar umat Islam tidak lupa, maka diajaklah untuk membaca niat sahur secara bersama.

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghodin 'an adaa'i fardhi syahri romadhoona hadihis-sanati lillahi ta'aalaa."

Artinya: Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di Bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta'aala.

Selanjutnya sebelum berbuka puasa, umat Muslim juga harus membaca doa berbuka puasa, berikut bacaan doa berbuka puasa:


 اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
 

"Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin."

Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ


Nabi Saw ketika berbuka puasa, beliau membaca: Dzahabaz dzama-u, Wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, Insyaa Allah

Artinya: "Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, Insya Allah". (*)

(TribunPadang.com)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved