Konflik Rusia Ukraina

Update Perang Rusia & Ukraina: Jubir Kremlin Rusia, Dmitry Peskov Beberkan 4 Hal Krusial 

Baru-baru ini, Juru Bicara (Jubir) Kremlin Rusia, Dmitry Peskov membeberkan empat hal krusial  yang menjadi tuntutan Rusia terhadap Ukraina untuk

Editor: Emil Mahmud
PHOTO BY HANDOUT/MINISTRY OF DEFENCE REPUBLIC OF BELARUS/AFP
ILUSTRASI: Foto selebaran rilis 18 Januari 2022 oleh Kementerian Pertahanan Belarus, menunjukkan kereta pasukan Rusia yang mengangkut kendaraan militer tiba untuk latihan di Belarus. 

TRIBUNPADANG.COM - Baru-baru ini, Juru Bicara Kremlin Rusia, Dmitry Peskov membeberkan empat hal krusial  yang menjadi tuntutan Rusia terhadap Ukraina untuk bisa dipenuhi.

Sebelumnya, pihak Rusia menegaskan kepada Ukraina bahwa siap untuk menghentikan operasi militer "dalam sekejap" asalkan Kyiv dapat memenuhi daftar persyaratan.

Hal itu dikutip dari Reuters, pernyataan dari Peskov pada Senin (7/3/2022), di hari ke-12 invasi Rusia.

Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov
Juru bicara Pemerintah Rusia, Dmitry Peskov (RT.COM)

Baca juga: Bursa Saham Eropa dan Asia Rontok, Dampak PLTN Ukraina Digempur Pasukan Rusia

Ukraina Diminta Hentikan Aksi Militer

Syarat pertama, Rusia meminta agar Ukraina demiliterisasi atau menghentikan aksi militernya. 

Seperti diketahui, Rusia telah menyerang Ukraina dengan menggempur kota-kota termasuk Kyiv, Kharkiv dan Pelabuhan Mariupol.

Invasi yang diluncurkan mulai 24 Februari 2022 ini memicu berbagai kecaman di seluruh dunia, dan menyebabkan sanksi berat terhadap Moskow.

Dalam hal ini Peskov menegaskan, Rusia tidak berusaha untuk mengklaim teritorial di Ukraina dan membantah isu bahwa mereka menuntut agar Kyiv diserahkan.

"Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina. Kami akan menyelesaikannya. Tetapi yang utama adalah Ukraina menghentikan aksi militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan kemudian tidak ada yang akan menembak," katanya Kremlin. 

Baca juga: Platform Media Sosial, dan Situs Berita Media Online di Rusia, Mulai tidak Dapat Diakses

Menjamin Status Non-Blok Ukraina

Kedua, Rusia meminta Ukraina menjamin status non-bloknya. 

Mengenai masalah netralitas, Peskov mengatakan Rusia meminta untuk mengubah konstitusi agar mencerminkan netralitasnya.

"Mereka harus membuat amandemen konstitusi yang menurutnya Ukraina akan menolak setiap tujuan untuk memasuki blok mana pun."

Rusia telah lama menuntut agar Ukraina setuju untuk mengesampingkan bergabung dengan North Atlantic Treaty Organisation (NATO).

Rusia menyatakan syarat Ukraina tak boleh gabung NATO adalah mutlak.

Hal tersebut lantaran, Rusia khawatir Ukraina bisa dijadikan pangkalan NATO dan negara itu memiliki dukungan militer besar untuk merebut Semenanjung Krimea.

Mengakui Krimea Sebagai Wilayah Rusia

Selanjutnya, mengakui Semenanjung Krimea sebagai wilayah Rusia.

"Kami juga telah berbicara tentang bagaimana mereka harus mengakui bahwa Krimea adalah wilayah Rusia dan bahwa mereka perlu mengakui bahwa Donetsk dan Lugansk adalah negara merdeka. Dan hanya itu. Itu akan berhenti sebentar lagi." kata Peskov. 

Dikutip Sputniknews Krimea memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung kembali dengan Rusia pada Maret 2014 setelah kudeta Maidan di Kiev.

Krimea telah menjadi bagian dari Ukraina sejak 1954.

Baca juga: Hari Ke-13 Invasi Rusia ke Ukraina: Tuduhan Zelenskiy Hingga Pernyataan Menlu China

Pemimpin Uni Soviet saat itu, Nikita Khrushchev memberi wilayah ini pada Ukrania yang kemudian menjadi bagian dari Uni Soviet hingga negara ini bubar pada 1991.

Sejak saat itu, Krimea menjadi wilayah semiotonom dari negara Ukraina yang memiliki ikatan politik kuat dengan Ukraina, namun memiliki ikatan budaya yang kuat dengan Rusia.

Krimea memiliki badan legislatif sendiri,  Dewan Tertinggi Krimea beranggotan 100 wakil rakyat dan kekuasaan eksekutif  dipegang Dewan Menteri yang dipimpin seorang ketua yang berkuasa atas persetujuan Presiden Ukraina.

Baca juga: Hari Ke-9 Invasi Rusia ke Ukraina, Moskwa Kuasai PLTN Zaporozhzhia, Giliran Facebook Diblokir

Republik Separatis Donetsk dan Lugansk

Rusia mengakui dua negara baru itu dengan nama Republik Rakyat Donestk (DPR) dan Republik Rakyat Luhansk (LPR).

Kedua wilayah itu sebenarnya telah memisahkan diri dari Ukraina sejak 2014 atau setelah kudeta terhadap pemimpin Ukraina pro-Rusia yang terpilih secara demokratis.

Sejak itu, lebih dari 14.000 orang tewas dalam pertempuran antara tentara Ukraina dan separatis pro-Moskow di sana.

Lebih lanjut, Peskov mengatakan kepada Reuters dalam sebuah wawancara melalui telepon, Ukraina mengetahui persyaratan tersebut.

Menurutnya, pihak Ukraina juga sudah diberitahu bahwa serangan dan konflik ini bisa dihentikan dalam sekejap.

Pernyataan Peskov datang ketika delegasi Rusia berangkat ke Belarus untuk bertemu dengan negosiator Ukraina untuk putaran ketiga pembicaraan tentang mengakhiri permusuhan.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan mitranya dari Ukraina Dmytro Kuleba juga akan bertemu di sebuah forum di Turki pada hari Kamis.

Ini akan menjadi pertemuan tingkat atas pertama sejak Moskow meluncurkan invasi pada 24 Februari 2022.

(Tribunnews.com/Milani Resti)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rusia Kembali Tegaskan Siap Hentikan Serangan Apabila Ukraina Penuhi 4 Syarat Ini

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved