Gempa Guncang Pasaman Barat
Perjuangan Syafril, Hujan-hujan Bawakan Baju untuk Dua Putrinya di Tenda Pengungsian
Kisah heroik Syafril untuk dua putrinya diketahui saat TribunPadang.com menelusuri dampak gempa di pelosok Pasaman Barat, Minggu sore tadi.
Penulis: Muhammad Fuadi Zikri | Editor: afrizal
Salah satunya adalah teman saya yang membawa motor.
Dari percakapan antara kami berdua, cukup banyak pertanyaan yang saya berikan kepadanya.
Sebab rasa ingin tahu saya terhadap kondisi kesehatan Syafril yang ketika itu matanya merah.
Selain itu saya juga "kepo" dengan kondisi rumah dan keluarganya pasca guncangan gempa.
Dengan senyum ia menjawab satu persatu pertanyaan itu.
"Kami sekarang mengungsi ke Kantor Bupati (Pasaman Barat)," kata Syafril saat menjawab pertanyaan kedua dari saya.
Ia menuturkan alasannya kenapa mengungsi ke posko pengungsian utama itu.
Rumahnya memang tak hancur serupa rumah tetangga, tapi gempa kencang yang membuatnya trauma mamaksa untuk mengungsi.
"Biar aman, karena anak-anak masih kecil," ungkap Syafril.
Ia mengungsi sudah sejak Jumat lalu dan kini memasuki hari ketiga.
Bekal seadanya yang ia bawa sudah tidak lagi tersisa, terutama pakaian anak kesayangannya.
"Anak sudah nangis, karena bajunya dari kemarin tidak diganti, semuanya sudah kotor," tuturnya.
Syafril mengungkapkan, bersama temannya ia berangkat dari pengungsian ke rumahnya pagi tadi.
Sebelum berangkat, ia sempat mencari informasi apakah ada bantuan baju atau tidak.
"Bantuan baju belum ada, makanya saya pulang untuk ambil baju," terang Syafril.