Gempa Guncang Pasaman Barat

Update Gempa Pasaman: 6 Korban Meninggal Dunia, dan 4 Orang Belum Ditemukan

Enam orang warga Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dinyatakan meninggal dunia, sementara empat orang lainnya belum ditemukan.

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR
Bupati Pasaman Barat Benny Utama (paling kiri) saat konferensi pers di ruang pertemuan Bupati Pasaman Barat, Sabtu (26/2/2022) sore. 

"Jadi survei kami adalah survei yang terkait dengan Geofisika, yaitu untuk mengantisipasi bagaimana dengan gempa-gempa susulan yang masih mungkin terjadi," kata Dwikorita Karnawati saat ditemui di Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Pihaknya akan melihat ke lokasi langsung untuk mengetahui jika terjadi gempa susulan seberapa resiko dampaknya.

"Misalnya, sering terjadi saat ada gempa yang kekuatannya di atas 6 magnitudo sehingga tebing-tebing pada rontok dan batu-batunya pada lepas meluncur.

Kami kalau melihat peta di sepanjang Sianok, Bukittinggi, Padang Pariaman misalnya itu lereng-lerengnya curah ada bebatuan. Lembah Anai itu juga," katanya.

Baca juga: Update Gempa Guncang Pasaman Barat: Tiga Dapur Umum Penuhi, Kebutuhan Konsumsi Pengungsi

Kepala BMKG Indonesia dan Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG, Sabtu (26/2/2022) sesaat tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala BMKG Indonesia dan Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG, Sabtu (26/2/2022) sesaat tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Sumatera Barat (Sumbar). (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

Baca juga: Pemkab Sijunjung Kirim 31 Relawan, Turut Bantu Korban Terdampak Gempa di Pasaman dan Pasaman Barat

Kedatangannya untuk melihat seberapa parah dampak gempa ini terhadap kejadian reruntuhan batuan atau longsoran itu.

"Karena pada saat ini puncak musim hujan. Pada puncak musim hujan itu, maka curah hujan akan lebat bahkan ekstrem," katanya.

Lereng yang sudah terkena dampak gempa dan sudah runtuh sebagian bisa otomatis runtuh dan membahayakan bagi masyarakat di sekitarnya.

"Hal yang lebih penting lagi, kita akan melakukan survei pengukuran di lapangan pada berbagai jenis tanah dan batuan di sekitar episenter," katanya.

Saat terjadi gempa sudah dianalisis secara sistematis, bukan berdasarkan sesungguhnya.

"Ini harus kita verifikasi, apakah perhitungan matematikanya itu benar gak dengan yang ada di lapangan," katanya.

Dari hasil pengukuran itu, bisa ditetapkan secara lebih terverifikasi zona mana yang rentan yang mengalami guncangan kuat atau tidak di kemudian hari.

"Nantinya akan dapat disimpulkan mana yang memiliki kerentanan yang kuat, kerentanan yang menengah, kerentanan yang rendah," katanya.

Pihaknya akan mencari tahu dimana lokasi yang ada gempa, tapi lokasinya tidak terlalu bergetar.

Informasi ini dibutuhkan oleh Pemerintah Darah untuk pasca gempa dalam pembangunan kembali atau rekonstruksi.

Karenanya, harus tahu lokasi yang akan dibangun itu apakah termasuk zona, yang rentannya tinggi terhadap getaran gempa.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved