Gempa Guncang Pasaman Barat

Ada 15 Kali Gempa Susulan di Pasaman Barat dengan Magnitudo Terbesar 4.2 hingga Pukul 10.06 WIB

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nasional Dwikorita Karnawati deteksi ada 15 gempa susulan setelah magnitudo 6.1 SR pada puku

Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
TribunPadang.com/WahyuBahar
Situasi di Puskesmas Ladang Panjang Kabupaten Pasaman, tampak sejumlah korban luka-luka dampak gempa menjalani perawatan, Jumat (25/2/2022). 

Laporan Reporter TribunPadang.com, Rahmat Panji

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendekati ada 15 gempa susulan terjadi setelah gempa magnitudo 6,1 guncang Pasaman Barat, Jumat (25/2/2022). 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengadatakan gempa susulan yang terdeteksi hingga pukul 10.06 WIB dengan magnitudo terbesar 4.2 SR.

Ia tidak bisa memungkiri bahwa dengan kekuatan gempa 6,1 SR di Pasaman Barat yang baru di-update oleh BMKG masih belum sepenuhnya melepas potensi kekuatan.

Baca juga: UPDATE Korban Gempa Pasaman Barat di Puskesmas Ladang Panjang, 4 Orang Meninggal Dunia

Baca juga: UPDATE Gempa Pasaman Barat, Belasan Rumah di Kecamatan Kinali Dilaporkan Rusak

Dwikorita pun berharap masyarakat agar selalu waspada untuk saat ini, dengan cara mitigasi yang tepat terutama penataan bangunan standar gempa bumi.

"Saat ini kami imbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpangaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," katanya pada awak media saat konferensi pers, Jumat (25/2/2022).

Ia memohon agar masyarakat menghindari bangunan yang rusak akibat gempa.

Hindari juga tebing atau lereng.

"Karena ada potensi gempa susulan yang akan mengakibatnya runtuhan batuan serta longsor," terangnya.

Selanjutnya kata Dwikorita masyarakat bisa memeriksa dan memperhatikan apakah bangunan tempat tinggal mereka cukup dan mampu tahan goncangan gempa.

Gempa berkekuatan 6,2 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar).

Seorang guru di Pasaman Barat, Rani Aprianti menceritakan detik-detik saat terjadinya gempa yang membuat mereka panik dan berhamburan ke luar sekolah.

Ia merasakan gempa besar terjadi sebanyak dua kali.

Baca juga: Detik-Detik Gempa Pasaman Barat, Romi: Belum Juga Masuk Rumah, Gempa Lagi

Baca juga: Dampak Gempa Bumi Pasaman Barat, Kaca Rumah Dinas Bupati Dilaporkan Pecah

“Saat gempa 5,2 SR, itu sudah lumayan panik tapi siswa berusaha ditenangkan guru. Setelah itu sudah masuk lagi ke dalam, namun sebagian masih ada yang di luar,” kata Rani.

Beberapa menit setelah gempa berkekuatan 5,2 SR, ternyata ada gempa yang lebih besar mengguncang.

“Getarannya benar-benar kencang, semua bergetar, ada suara gemuruh dan kaca kayak mau pecah, anak-anak panik lagi kemudian mereka ada yang nangis, pingsan, ada yang tergesa-gesa berlari hingga terjatuh sampai lututnya berdarah,” ungkap Rani.

Saat gempa, Rani merasakan tidak bisa berdiri dengan normal.

Dia oleng dan badannya goyang-goyang seperti naik kendaraan.

Baca juga: Gempa 6,2 SR Guncang Pasaman Barat, Pedagang dan Pengunjung Kawasan Pasar Raya Padang Berlarian

Baca juga: Gempa Bumi 5.2 SR dan 6.2 SR yang Guncang Pasaman Barat hanya Berjarak 4 Menit

Tak berapa lama setelah itu, siswa sekolah minta dipulangkan mengingat keluarga di rumah.

Biasanya warga di sini ke kebun sawit saat pagi apalagi musim panen.

“Banyak orangtua yang tidak berada di rumah, sementara adik atau neneknya sendirian, akhirnya siswa baru saja dipulangkan,” ujar Rani.

Hingga saat ini, kata Rani, masih banyak siswa yang duduk di lapangan sekolah karena masih cemas.

Usai gempa besar terjadi, gempa susulan juga terasa beberapa kali di Pasaman Barat.

“Kami memutuskan memulangkan siswa SMK, karena siswa SD dan SMP juga dipulangkan, siswa SMK sempat ditahan dulu sebentar agar tidak ramai di jalan, setelah reda baru anak SMK di pulangkan,” tutup Rani. (*)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved