Kota Pariaman

Pengelola Objek Wisata Sawah di Pariaman Pertahankan Agar Tetap Viral, Sajikan Kesenian Tradisional

Tak jarang sebuah destinasi wisata hanya viral sesaat saja. Polanya lebih kurang sama, yakni heboh atau viral di media sosial, lalu diserbu oleh wisa

Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/WAHYU BAHAR
Pesona Objek Wisata Sawah 'Fajar Rezeki Illahi' di Desa Pauh Timur Kota Pariaman Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada siang hari. 

Ia mengatakan, inovasi dan kreasi ini sudah mulai diterapkan, dan akan terus dilakukan oleh pihaknya.

"Tiap bulan akan ada inovasi dan kreasi yang berbeda. InsyaAllah bulan depan kami merencanakan pengadaan kolam bola untuk anak-anak, di dekat spot utama," kata dia.

Nantinya, ujar dia, kolam bola itu juga akan diberi hiasan lampu pada malam hari.

Seiring berjalannya nanti, pihaknya juga sudah merencanakan rehab untuk pengadaan terowongan untuk spot siang hari.

"Dengan adanya terowongan itu akan ada taman bunga di dalamnya, dan akan dipasang lampu hujan, jadi suasana malam hari semakin asyik," imbuh Direktur BUMDes Al Fajar ini.

Tak hanya itu, kedepannya BUMDes sebagai pengelola akan menyiasati sebuah spot foto baru di arah jalan keluar objek wisata ini.

Kata dia, pengunjung akan mendapatkan sensasi berfoto seakan-akan tidur di atas padi.

Ia menjanjikan, setiap bulannya akan ada inovasi dan kreasi di objek wisata sawah yang sedang viral itu.

Dikatakannya, kreasi yang diupayakan akan hadir di sana secara terus menerus ialah adanya penampilan kesenian.

"Penampilan kesenian ini telah mulai dilaksanakan dua pekan sebelum yang lalu, tepatnya pada hari Sabtu, saat itu kita tampilkan gandang katumbak berkolaborasi dengan musik organ," ungkap Idrian.

"Kemudian pada hari Sabtu kemarin juga ada penampilan gandang tasa dari masyarakat setempat," lanjutnya.

Sedangkan, untuk Sabtu pekan ini, sesuai rencana akan dihiasi oleh musik yang lebih berwarna lagi, namun kata dia tergantung kondisi cuaca. Jika cuaca bagus akan diselenggarakan.

Idrian menuturkan, pihaknya juga punya pilihan seandainya tidak bisa menyajikan kesenian tradisional.

Menghadirkan mini band menurutnya adalah sebuah opsi, yang terpenting menurutnya, pengunjung nyaman, aman, dan tak ada gangguan.

Selanjutnya, ia menguraikan gambaran target di objek wisata tersebut.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved