Penertiban di Jembatan Siti Nurbaya
Tangis Pedagang di Jembatan Siti Nurbaya Pecah Saat Ditertibkan Satpol PP, Hanya Ini Hidup Kami Pak
Petugas pun meminta para pedagang memindahkan barang dagangannya dan tidak berjualan lagi di sepanjang Jembatan Siti Nurbaya.
Penulis: Rezi Azwar | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Pedagang yang menempati kawasan Jembatan Siti Nurbaya menangis saat ditertibkan oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Padang, Sabtu (22/1/2022) malam.
Pantauan TribunPadang.com terlihat rombongan petugas Satpol PP melakukan penertiban bersama dengan peesonel Polresta Padang dan Dishub.
Terlihat hadir Kasat Pol PP Padang, Kasat Intelkam Polresta Padang, Kapolsek Padang Barat.
Baca juga: Soal Penertiban PKL di Jembatan Siti Nurbaya Kota Padang, Ayu: Jika Digusur, Apa Lagi Kegiatan Kami?
Baca juga: Menikmati Indahnya Suasana Malam Kota Padang dari Atas Jembatan Siti Nurbaya
Petugas yang mengikuti penertiban ini meminta para pedagang yang menempati kawasan Jembatan Siti Nurbaya untuk tidak berjualan.
Petugas pun meminta para pedagang memindahkan barang dagangannya dan tidak berjualan lagi di sepanjang Jembatan Siti Nurbaya.

Namun, saat petugas membantu proses evakuasi barang dagangannya, para pedagang sempat tidak terima dengan pemindahan ini.
Bahkan, seorang pedagang menangis di depan para petugas yang ada di kawasan ini dalam rangka penertiban pedagang kaki lima (PKL).
Pedagang yang menangis tersebut bernama Sri Rahayu umur 30 tahun yang berjualan jagung bakar dan minuman di kawasan Jembatan Siti Nurbaya.
Sambil menangis dengan tersedu-sedu, Sri Rahayu (30) terus membereskan barang-barangnya karena diminta untuk nengosongkan kawasan Jembatan Siti Nurbaya.
"Kami cuma cari makan, hanya ini hidup kami Pak. Anak saya masih bersekolah," kata Sri Rahayu.
Ia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya adalah dari berjualan di kawasan Jembatan Siti Nurbaya.
"Rencananya memang kami akan dipindahkan ke bawah Jembatan Siti Nurbaya," kata Sri Rahayu.
Ia menyesalkan adanya penertiban ini dikarenakan lokasi untuk pedagang yang dijanjikan belum selesai.
"Sementara yang di bawah jembatan belum selesai. Kalau sudah siap tempat di bawah tidak apa-apa, sementara belum dikerjakan yang di bawah lagi," katanya.
Kata dia, petugas dengan seenaknya datang dan meminta para pedagang tutup.
"Sedangkan barang dagangan banyak ini," katanya.
Ia menyebutkan, bergantung hidup dengan berjualan saja di kawasan Jembatan Siti Nurbaya.
Senada, Wulan umur 28 salah satu pedagang kawasan Siti Nurbaya ini juga menyesalkan penertiban yang dilakukan oleh petugas secara mendadak.
"Kami tidak diberitahu, padahal sekarang malam minggu. Sebenarnya malam inilah harapan kami dagangan laku," kata Wulan (28).
Wulan mengatakan pada malam minggu inilah biasanya mendapatkan keuntungan lebih daripada hari lainnya.
"Malam minggu pula kami ditertibkan. Hanya dari pukul 16.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB kami berjualan cuman," kataya.
Kata dia, sebelumnya telah dilakukan rapat dengan Lurah dan akan disediakan tempat untuk pindah agar tetap bisa berjualan.
"Kami bersedia untuk pindah, kalau sudah ada lokasinya baru kami pindah hasil rapatnya," katanya.
Wulan mengungkapkan bagaimana akan pindah sedangkan tempat yang baru belum tersedia.(*)