Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD/MI Halaman 113 117, Halangan yang Dihadapi Si Pendekar Kali Pesanggrahan

kunci jawaban tema 6 Kelas 4 SD/MI halaman 113 114 115 116 117, Halangan yang dihadapi Si Pendekar Kali Pesanggrahan

Editor: Rima Kurniati
Buku Tema 6 Kelas 4 SD
Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD/MI Halaman 113 117, Halangan yang Dihadapi Si Pendekar Kali Pesanggrahan 

TRIBUNPADANG.COM - Berikut ini kunci jawaban tema 6 Kelas 4 SD/MI halaman 113 114 115 116 117, Pembelajaran 3 Subtema 1 

Pembelajaran diawali dengan pertanyaan, Berdasarkan bacaan tersebut, lakukanlah kegiatan berikut ini! Lengkapilah diagram berikut ini berdasarkan bacaan tersebut!

Sebelumnya siswa diminta memahami teks berjudul Si Pendekar Kali Pesanggrahan

Pertanyaan di atas akan dijawaban pada halaman ini, Subtema 2 tentang Hebatnya Cita-Citaku

Diketahui, Buku Tematik Kelas 4 Tema 6 berjudul Cita-Citaku, terdapat pada Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2017.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 6 Kelas 4 Halaman 84, 85, 86, Subtema Hebatnya Cita-Citaku Pembelajaran 3

Baca juga: Jawaban Tema 6 Kelas 5 Halaman 167 169 171 172 174 175, Permasalahan Sosial di Lingkungan Masyarakat

Berikut Kunci Jawaban Buku Tema 6 Kelas 4 Halaman 113 114 115 116 117

Ayo Mengamati

Sungai Pesanggrahan Dahulu dan Sekarang. Amatilah gambar di bawah dengan saksama! Ceritakan pendapatmu tentang kondisi kedua sungai tersebut kepada teman sebangkumu Menurutmu, siapakah yang berperan untuk mengubah sungai tersebut? Ternyata semuanya berasal dari satu orang yang peduli dan bertekad baja!. 

Gambar itu menunjukkan kondisi sungai di Jakarta dan sekarang. Dahulu sungai Pesanggrahan begitu bersih kini telah berubah menjadi kali yang kotor, penuh sampah, berwarna hitam, dan bau. Dibutuhkan kesadaran masyarakat tentang  pentingnya merawat sungai sebagai sumber daya alam mereka.

Ayo Membaca

Si Pendekar Kali Pesanggrahan

Keinginan untuk kembali melihat Kali Pesanggrahan di Jakarta yang bersih, membuat H. Chaerudin atau yang dikenal dengan Bang Idin berpetualang menyisiri bantaran sungai tersebut. Kali Pesanggrahan yang dulunya tempat ia bermain air bersama teman-temannya telah berubah menjadi kali yang kotor, penuh sampah, berwarna hitam, dan bau. Dengan berbekal golok dan tekad yang besar, ia mulai menyusuri bantaran sungai itu untuk melihat tingkat kerusakannya.

Ia pun mulai membersihkan sampah-sampah yang menutupi sungai tersebut. Banyak anggota masyarakat yang menentangnya karena dianggap sebagai perusuh. Kegiatannya banyak terhalang justru oleh masyarakat sekitar sungai yang tidak memahami tujuan kegiatannya. Akan tetapi, ia tidak marah. Baginya, untuk menyadarkan orang lain tidak perlu membalasnya dengan kekerasan. Ia melakukan berbagai cara untuk membuat masyarakat sekitar sungai sadar pentingnya merawat sungai sebagai sumber daya alam mereka.

Akhirnya, berkat kesabaran dan tekad kuat, lambat laun, kesadaran masyarakat mulai tumbuh. Bang Idin kemudian juga mengajak teman-temannya sesama petani penggarap untuk mengikuti langkahnya. Kini, mereka berhasil menanam 40 ribuan pohon produktif di sepanjang bantaran kali. Burung-burung yang dulunya pergi akhirnya kembali. Mata air yang dulu tertutup sampah, kembali hidup. Air kali Pesanggrahan kini sudah normal kembali. Ikan-ikan bisa hidup dan berkembang biak. Sepanjang tepian Kali Pesanggrahan menjadi hijau. Burung-burung berkicau setiap hari.

Bahkan burung Cakakak yang bersarang di tanah dan sudah jarang ditemui di wilayah lain di Jakarta, kini juga bisa ditemukan. Pohon-pohon yang mulai langka di Jakarta dapat dijumpai di sini. Belum lagi tanaman obat yang jumlahnya mencapai 142 jenis. Di balik sikap kerasnya, pria kelahiran 13 April 1956 ini ingin membuktikan, hanya orang yang benar--benar memahami alam yang dapat menyelamatkannya. Di tangan Bang Idin, Kali Pesanggrahan yang kotor dengan bantaran yang tak terurus berubah menjadi lahan produktif dan alami.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved