Rahasia Mewujudkan Resolusi Tahun Baru 2022, Tips dari Praktisi Psikolog Ini Bisa Jadi Pilihan
Membuat resolusi tahun baru bukanlah hal yang sulit, namun bagaimana cara mengerjakannya inilah yang selalu jadi masalah setiap tahunnya.
Penulis: Panji Rahmat | Editor: afrizal
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rahmat Panji
TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Membuat resolusi tahun baru bukanlah hal yang sulit, namun bagaimana cara mengerjakannya inilah yang selalu jadi masalah setiap tahunnya.
Kali ini bersama Praktisi Psikolog Ruqaya Annisa Nurul Haq akan dibahas apa saja hambatan dalam menjalankan resolusi tahun baru bagi para remaja.
Remaja saat ini sulit dilepaskan dari nongkrong dan bermain game, dua hal ini sering menjadi hambatan bagi para remaja dalam menjalankan sebuah rutinitas.
Baca juga: Cara Membuat Resolusi Tahun Baru 2022 untuk Pelajar, Mantapkan Diri Pilih Jurusan Perguruan Tinggi
Baca juga: Tips Membuat Resolusi Tahun Baru 2022, Jangan Segan Menambah Opsi karena Ada Tujuan Baru
Terlebih dalam menjalankan resolusi yang sudah mereka tulis untuk tahun depan.
Menurut Ruru sapaan akrabnya, remaja sekarang juga sering malas gerak (mager) kalau sudah melakukan kegiatan untuk diri sendiri.
Hambatan semacam ini akan jadi malapetaka bagi anak muda jika ingin mewujudkan resolusi yang sudah mereka tulis.
"Anak muda sekarang sulit dalam take act (mengambil tindakan) sehingga semua resolusi itu tidak jadi teralisasi," kata Ruru.
Ruru berkesimpulan bahwa resolusi itu jadi gagal memang karena ulah sendiri.
Lantas kalau sudah seperti ini akhirnya resolusi yang sudah dibuat akan jadi angan-angan lagi.
Baca juga: 8 Kiat Membuat Resolusi Tahun baru 2022, Mulai Evaluasi hingga Siapkan Reward
Agar semua ini tidak terjadi Ruru menegaskan bahwa dalam mewujudkan sebuah resolusi perlu motivasi diri.
"Motivasi diri sendiri ini adalah hal paling penting dalam mewujudkan sebuah resolusi," jelas Ruru.
Baginya karena resolusi itu ditulis oleh diri sendiri maka diri sendiri juga yang tahu cara mewujudkannya.
Pada dasarnya motivasi diri tersebut yang nantinya membuat satu per satu resolusi yang sudah ditulis bisa terwujud.
Ruru juga mencontohkan jika para remaja sulit memotivasi diri karena lebih sering mengedepankan hambatan dalam mewujudkan resolusi.
Ia mengerti sekali banyak remaja yang beralasan tidak punya waktu, uang, perlengkapan dan lainnya saat mewujudkan resolusi.
Ruru memberi contoh jika remaja tersebut ingin bisa belajar bahasa Inggris, saat ini tidak ada kata kekurangan uang, waktu atau kelengkapan dan lainnya.
"Kalau mereka sudah take action belajar bahasa Inggris bisa saja dari lagu, YouTube atau aplikasi lain yang terinstal di telepon genggam," paparnya.
Menurut Ruru jika motivasi dari diri sudah kuat resolusi itu bisa segera terwujud.
Sedangkan bantuan orang lain dalam sebuah resolusi bagi Ruru hanya sebatas fasilitator.
Baginya yang paling penting itu adalah motivasi dari diri sendiri. (*)