Ini Perbandingan Hasil Pengeringan Komoditas Pertanian dengan Loneang Oven dan Penjemuran Manual
Syafri Hendri (43) warga Desa Ampalu Kota Pariaman ialah pengusaha kopra yang menciptakan loneang oven serba guna. Ia menjelaskan kelebihan dari lone
Penulis: Wahyu Bahar | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Wahyu Bahar
TRIBUNPADANG.COM, PARIAMAN - Syafri Hendri (43) warga Desa Ampalu Kota Pariaman ialah pengusaha kopra yang menciptakan loneang oven serba guna.
Ia menjelaskan kelebihan dari loneang oven yang ia ciptakan, berbanding dengan metode penjemuran biasa secara manual.
Ia membandingkan kedua metode penjemuran atau pengeringan untuk standar bahan baku kopra sebanyak 300 kg.
Baca juga: Warga Ampalu Pariaman Ciptakan Loneang Oven, Dilombakan di Ajang Teknologi Tepat Guna Nasional
Baca juga: Polres Kota Pariaman Sukseskan Vaksinasi Tingkat Remaja, Berikan Pemahaman ke Orang Tua Murid
"Lama waktu pengeringan dengan loneang oven hanya 4 hari, sedangkan bila dijemur dibawah terik matahari langsung butuh waktu 7 hari," kata Syafri kepada wartawan. Kamis (9/9/2021) siang.
Kemudian kadar air setelah penjemuran berkurang 2 kali lipat, bila dijemur manual kadar airnya 10 persen, namun jika menggunakan oven yang ia ciptakan menjadi 5 persen saja.
"Mengenai hasil, kopra yang dijemur dengan loneang oven akan berkualitas ekspor, dan lebih higienis," ujar Syafri.
Baca juga: Vaksinasi Massal Sasar Pelajar SMA Negeri 3 Pariaman, Wako Genius Umar Tinjau Pelaksanaannya
Baca juga: Tanggapi Peristiwa Kebakaran di Lapas Tangerang, Lapas Kelas II B Pariaman Periksa Instalasi Listrik
Karena kualitas kopra yang dikeringkan dengan loneang oven lebih baik, berdampak terhadap harga jualnya.
1 kg kopra yang dijemur secara manual biasa dijual Rp 8 ribu, sedangkan untuk 1 kg kopra yang diolah Syafri dihargai Rp 15 ribu.
"Soal kebutuhan tenaga kerja-pun lebih hemat, untuk standar 300 kg itu, penjemuran setidaknya butuh 2 orang, sedangkan dengan oven ini kita hanya butuh 1 orang saja," lanjutnya.
Luas penjemuran juga begitu, dengan loneang oven hanya memakan tempat sekira 2x2 meter saja, berbanding penjemuran manual butuh tempat sekira 10x10 meter.
Baca juga: Peta Zonasi Covid-19 di Kota Pariaman, 51 Desa/Kelurahan Zona Hijau dan 20 Zona Kuning
Baca juga: Vaksinasi Pelajar SMA/SMK Mulai Digencarkan di Kota Pariaman, Target 4.400 Siswa
Perbandingan Hasil Jual
Syafri Hendri (43) menguraikan kebermanfaatan penjemuran komoditas pertanian dengan loneang oven dan secara manual, berdasarkan nilai ekonomisnya.
Ia mengungkapkan bahwa omzet usaha kopranya meningkat berkenaan dengan penggunaan loneang oven.