Kisah Inspiratif
Kisah Penjual Sayur Semi Organik di Kawasan GHAS Padang, Reni Kuliahkan Anak di Jurusan Arsitektur
PEREMPUAN bernama Reni Yanti pedagang sayur semi organik menawarkan dagangannya di kawasan Gelora Olahraga H Agus Salim atau GHAS Kota Padang, Provins
Penulis: Panji Rahmat | Editor: Emil Mahmud
Ia sudah berjulan sayur mayur sejak 5 tahun lalu di kawasan ini bersama adik dan terkadang anaknya.
"Kami mulai berjualan dari tenda meja dan kursi yang difasilitasi Dinas Pertanian. Dan, saya hanya perlu membawa sayur saja dari rumah," sambungnya.
Melalui sistem penanaman semi organik ini wanita yang sudah bertani sejak gadis itu memberikan 70 persen pupuk kandang dan 30 persen pupuk pabrik dalam membesarkan sayurannya.
Dari sistem organik yang ia gunakan, Reni berani mengklaim bahwa sayurannya itu memiliki cita rasa lebih manis.
Jenis sayuran yang didagangkan Reni ini juga beragam mulai dari kangkung, bayam, daun kelor dan bayam merah.
"Jenisnya banyak, semuanya saya banderol dengan harga Rp 5.000 perkantongnya," papar Reni.
Harga tersebut memang relatif mahal dari harga sayuran di pasar tradisional, namun Reni menjualkan sayurannya dengan cara berbeda.
Sehingga ia berani membanderol harga sayuran semi organiknya lebih mahal dari harga pasar tradisonal.
" Sayuran itu sudah saya cuci bersih serta buangkan kulit arinya dan saya potong-potong, sehingga para pembeli bisa langsung memasak sayuran tersebut," tambahnya.
Kendati sudah rutin berjualan di Gor, Reni juga masih menitipkan sayurannya ke pasar tradisional jika panennya banyak.
Sayuran yang tidak laku itu akan dilelang oleh Reni atau ia bagikan secara cuma-cuma pada tetangga sekitar.
Selain berjualan sayur, Reni juga sudah memiliki produk bawang goreng original miliknya sendiri.
Bawang goreng tersebut dijamin Reni tanpa campuran, murni hanya bawang saja tanpa tepung atau lobak goreng.
" Saya belakangan juga sudah mulai belajar produksi bawang goreng yang memang murni bawang bahan utamanya tanpa tambahan," klaimnya.
Bawang goreng milik Reni dihargai Rp 15.000 per Onsnya dengan kemasan serta label nama miliknya sendiri.
Terakhir Reni kembali bersyukur hingga saat ini ia masih bisa menyekolahkan 5 orang anaknya dan berharap semuanya dapat menyalesaikan studinya. (TribunPadang.com/Rahmat Panji)