Apakah yang Dimaksud dengan Perayaan Cap Go Meh? Jawaban Tema 3 Kelas 5 Halaman 80

Bacalah teks Bogor Siap Gelar Cap Go Meh yang terdapat pada halaman 80 sebagai bagian Pembelajaran 6 Subtema 2: Pentingnya Makanan Sehat bagi Tubuh.

Editor: Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR
Arak-arakan Kio dari perkumpulan keluarga Lie - Kwee dalam Festival Cap Go Meh di Kota Padang, Selasa (4/2/2020). 

TRIBUNPADANG.COM- Bacalah teks Bogor Siap Gelar Cap Go Meh yang terdapat pada halaman 79 sebagai bagian Pembelajaran 6 Subtema 2: Pentingnya Makanan Sehat bagi Tubuh.

Anda diminta menjawab sejumlah pertanyaan berdasarkan bacaan tersebut.

Pertanyaan pertama, apakah yang dimaksud dengan perayaan Cap Go Meh?

Simak kunci jawaban tema 3 kelas 5 halaman 80 yang ditujukan untuk membantu orang tua mengoreksi jawaban saat anak belajar di rumah.

Berikut Kunci jawaban tema 3 kelas 5 halaman 80

Apakah yang dimaksud dengan perayaan Cap Go Meh?

Jawaban: Cap Go Meh 2015 adalah kegiatan mengakhiri perayaan Imlek

KLIK LINK DI BAWAH UNTUK JAWABAN LENGKAPNYA:

Baca juga: Jawaban Tema 3 Kelas 5 Halaman 80 81 Pembelajaran 6 Subtema 2, Cap Go Meh hingga Iklan

Bogor Siap Gelar Cap Go Meh

Pesta Rakyat Bogor Cap Go Meh 2015 bukan sekadar untuk mengakhiri perayaan Imlek, melainkan bukti bahwa masyarakat bersatu dalam keberagaman.

Perayaan ini bukan hanya sekadar atraksi seni budaya, melainkan simbol rakyat menghargai keberagaman.
Festival tahun ini akan lebih meriah dibandingkan dengan festival sebelumnya.

Festival akan dimeriahkan sekitar 10.000 pengisi acara dan kemungkinan disaksikan oleh 100.000 pengunjung.
Festival yang akan diliput media elektronik dan media cetak ini akan dinikmati sekitar 30 juta penonton dan pembaca.

Ada penampilan 12 mobil shio, 25 liong, dan 50 barongsai.

Selain itu, ada pula bebegig sawah, wayang hihid, tarian jalanan, sepeda, boboko logor, marching band, pasukan pengibar bendera, ogoh-ogoh, parade kostum, karnaval, dan lengseran.

Rute festival lebih panjang, yakni tidak sekadar dari wihara di Jalan Suryakencana sampai simpang ujung Jalan Siliwangi, tetapi melingkar ke Jalan Sukasari, Jalan Pajajaran, Tugu Kujang, dan Jalan Otto Iskandar Dinata.
Banyaknya jenis atraksi dari kebudayaan berbeda mencerminkan keberagaman masih dijunjung tinggi.

Kepanitiaan tidak eksklusif berasal dari satu komunitas, tetapi justru berasal dari yang berbeda suku, agama, ras, dan antargolongan.

(TribunPadang.com)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved