Buatlah Karangan Mengembangkan Bagian yang Berbeda dari Cerita Fiksi Kado Ulang Tahun Ibu
Buatlah sebuah karangan dengan mengembangkan bagian yang berbeda dari cerita fiksi Kado Ulang Tahun Ibu.
TRIBUNPADANG.COM - Buatlah sebuah karangan dengan mengembangkan bagian yang berbeda dari cerita fiksi Kado Ulang Tahun Ibu.
Pertanyaan tersebut merupakan soal halaman 190, 191, 192, Tema 9 Kelas 6 SD/MI, Subtema 3 Pembelajaran 5, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018.
Subtema 3 yang tentang Tokoh Penjelajah Angkasa Luar, merupakan bagian dari materi Tema 9 berjudul Menjelajah Angkasa Luar.
Berikut pertanyaan dan kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 halaman 190, 191, 192:
d. Buatlah sebuah karangan dengan mengembangkan bagian yang berbeda dari cerita fiksi di atas. Kamu dapat mengambil beberapa bagian dari cerita fiksi yang asli sebagai bantuan, lalu meneruskannya dengan ceritamu sendiri berdasarkan pengalamanmu atau dari film yang pernah kamu tonton.
Jawaban:
Tsaqif mendapat ide memberikan hadiah ulang tahun ibunya setelah mendengar saran dari Amir. Setelah pulang sekolah Tsaqif mengajak Amir ke rumahnya. Di rumah Tsaqif meminta bantuan kakaknya untuk membuka internet mencari contoh barang-barang kerajinan dari barang bekas. Tsaqif dan Amir mengamati salah satu video dari Youtube tentang membuat membuat tas dari kain perca. Setelah Tsaqif dan Amir memahami cara membuat tas dari kain perca tersebut kedua sahabat itu mencari bahan-bahan yang diperlukan. Dengan kesabaran serta ketelatenan dua sahabat tersebut sebuah tas cantik dari bahan kain perca siap dijadikan hadiah ulang tahun Ibu Tsaqif. Tsaqif dan Amir gembira ternyata usaha mereka tidak sia-sia dan mampu memberikan hadiah istimewa untuk ulang tahun ibu Tsaqif.
e. Presentasikan cerita barumu itu kepada teman-teman sekelasmu.
Jawaban lengkapnya klik DI SINI
Kado Ulang Tahun Ibu
Oleh Diana Karitas
Tsaqif termenung pagi ini di kelasnya yang masih sepi. Tsaqif memang biasa datang pagi ke sekolah. Namun, biasanya ia akan main bola di lapangan sekolah dengan atau tanpa teman. Ia memang suka bermain bola. Amir yang datang kemudian memerhatikannya dengan heran. Tidak biasanya, pikir Amir.
“Selamat pagi, Tsaqif,” sapa Amir. “Nampaknya ada yang sedang kamu pikirkan, ya?” tanya Amir. Amir dan Tsaqif berteman cukup dekat. Mereka juga anggota tim sepak bola di sekolahnya.
“Oh, selamat pagi, Mir. Iya nih, aku sedang memikirkan kado apa yang akan kupersembahkan untuk ibuku. Ibu hendak ulang tahun minggu depan. Kali ini aku ingin memberikan sesuatu untuk beliau, tapi aku bingung. Kira-kira apa yang bisa aku berikan, ya Mir?” tanya Tsaqif.
“Wah, aku juga pernah seperti itu ketika harus mencari kado untuk ibuku. Yang aku tahu, ya Qif. Ibu paling suka sesuatu yang dibuat oleh anaknya sendiri! Ibuku terharu sampai menangis ketika aku hanya memberikan kartu ucapan uang tahun yang aku buat sendiri untuk beliau,” cerita Amir.
“Wah, idemu menarik, Mir!” kata Tsaqif dengan mata berbinar.
“Terima kasih, Mir! Aku tahu apa yang akan kuberikan untuk ibuku! Yuk, kita main bola, yuk! Masih ada waktu sebelum mulai pelajaran pagi ini,” ajak Tsaqif bersemangat.
Pada saat jam istirahat, Tsaqif bergegas menemui Pak Barno, guru kelasnya. Setelah berbincang sebentar, keduanya berjalan beriringan menuju ruang guru. Tak berapa lama, Tsaqif membawa sesuatu di tangannya. Ia tampak gembira, lalu mendekati Amir yang sedari tadi menunggunya di depan kelas.
“Mir, aku sudah mendapatkan sesuatu untuk ibuku. Pasti beliau senang sekali,” jelas Tsaqif riang
“Wah, cepat sekali, Qif? Boleh aku tahu benda apa yang akan kamu berikan untuk ibumu?” tanya Amir tidak sabar.
“Hmmm. Sebenarnya ini kejutan untuk ibuku, tapi karena kamu yang membantuku mendapatkan ide ini, bolehlah aku beri tahu kamu. Tapi nanti bantu aku membungkusnya, ya!” kata Tsaqif. Lalu, ia membuka kertas koran yang digunakannya untuk membungkus benda itu.
“Wah, hebat! Ide yang keren! Ini kan patung konstruksi dari kaleng bekas yang kamu buat beberapa minggu lalu! Dan tahukah kamu, bahwa patung yang kamu buat ini memang bagus sekali. Pasti Ibumu suka,” kata Amir tak kalah gembira.
“Ah, jadi ini yang kamu bicarakan dengan Pak Barno tadi, ya?” selidik Amir.
“Betul! Aku mengatakan sejujurnya kepada Pak Barno untuk meminta patung yang pernah aku buat itu untuk dijadikan sebagai hadiah ulang tahun Ibu. Karena patung ini sudah dinilai, dan minggu depan akan dibagikan ke kita semua, maka Pak Barno tidak keberatan aku memintanya lebih dulu. Hanya Beliau berpesan agar aku membungkusnya dengan rapi, supaya temanteman lain tidak berbondong-bondong datang kepada Beliau meminta patung buatan mereka,” tawa Tsaqif.
(TribunPadang.com)