Diagram Venn 'Sepeda Ontel Warisan Kakek', Serta Bagian yang Paling Disukai

Gunakan diagram di bawah ini untuk melengkapi keterangan tentang cerita fiksi di atas. Tuliskan bagian yang paling kamu sukai dari cerita fiksi

Editor: Saridal Maijar
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Diagram Venn 'Sepeda Ontel Warisan Kakek', Serta Bagian yang Paling Disukai 

Hanya saja ada yang membuatnya gelisah. Beberapa teman sekelasnya mulai mengolok-olok sepeda milik ayahnya. Menurut mereka, sepeda Ayah sudah kuno dan ketinggalan zaman.

Ayah memang pernah bercerita bahwa sepeda Ayah memang sepeda yang dibuat pada zaman Belanda dulu. Sudah sangat tua. Orang-orang menyebutnya sepeda ontel. Sepeda ini terbuat dari rangka besi yang kuat dan tinggi.

Ayah sangat sayang dengan sepeda itu, bahkan sangat bangga. Setiap hari sepeda itu dirawat dan diperiksa dengan teliti. Ayah bahkan memberinya nama sendiri: Srikandi.

Siang itu, Dindin pulang sekolah dengan berjalan kaki menyusuri jalan yang sepi. Panasnya matahari membuat Dindin merasa kelelahan. Ia lupa membawa botol air minumnya. Dindin merasa kehausan, dan tiba-tiba kepalanya pening, matanya berkunang-kunang, keringatnya bercucuran. Dindin merasa hendak pingsan.

Tiba-tiba terdengar suara bel sepeda dari belakang. Kriiing kreeng-kriiing kreeng! Itu suara sepeda ayahnya

“Din, ayo cepat naik. Kamu pucat sekali! Kamu pasti dehidrasi,” perintah Ayah. Walaupun Dindin merasa segan naik sepeda ayahnya, tetapi ia merasa tidak punya banyak pilihan. Dindin menurut. Ia pulang dibonceng ayahnya.

“Ini sepeda peninggalan kakekmu, Din,” kata Ayah ketika Dindin meminta penjelasan mengapa ayahnya sayang sekali dengan sepeda ontel tua itu. Dindin sudah terlihat lebih segar setelah minum cukup air, dan merebahkan dirinya di kursi ruang tengah. Dindin memang tak sabar ingin bertanya soal itu.

“Kakek juga sangat sayang dengan sepeda ini, Din. Dan waktu itu Ayah memang berjanji akan merawat sepeda peninggalan ini dengan baik, jika Kakek meninggal, ”jelas Ayah.

“Ayah tahu kamu malu dibonceng Ayah dengan sepeda itu, kan? Kamu harus tahu, sepeda itu kini harganya sangat mahal, Din. Para pencinta sepeda antik menghargainya dengan harga yang tinggi. Tetapi Ayah tidak akan membiarkan sepeda itu dijual. Jadi, Ayah juga berharap, suatu saat nanti Dindin yang akan merawat sepeda itu,“ jelas Ayah panjang lebar.

Dindin tertunduk. Sepeda itu ternyata sangat berharga bagi ayahnya. Dan hari ini sepeda itu menolong Dindin segera mendapatkan pertolongan. Ah, aku harus minta maaf kepada ayahnya.

“Maafkan Dindin, Yah. Dindin berjanji akan belajar merawat sepeda Ayah baik-baik sebagai ucapan terima kasih Dindin karena sepeda ini telah menolong Dindin hari ini,” kata Dindin kepada ayahnya.

Sumber: Majalah Bobo, 10 April 2017

(TribunPadang.com)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved