Berkunjung ke Observatorium Bosscha: Bagilah Cerita Menjadi 3 Bagian, Awal, Tengah, dan Akhir

Bagilah cerita di atas menjadi tiga bagian: awal, tengah, dan akhir. Lalu gambarlah peristiwa penting yang menjelaskan isi cerita bagian awal, tengah

Editor: Saridal Maijar
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2018
Berkunjung ke Observatorium Bosscha: Bagilah cerita Menjadi 3 Bagian, Awal, Tengah, dan Akhir 

TRIBUNPADANG.COM - Bagilah cerita di atas menjadi tiga bagian: awal, tengah, dan akhir. Lalu gambarlah peristiwa penting yang menjelaskan isi cerita bagian awal, tengah dan akhir.

Pertanyaan tersebut merupakan soal halaman 103, Tema 9 Kelas 6 SD/MI, Subtema 2 Pembelajaran 3, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi 2018.

Subtema 1 yang tentang Benda Angkasa Luar dan Rahasianya, merupakan bagian dari materi Tema 9 berjudul Menjelajah Angkasa Luar. 

Berikut pertanyaan dan kunci jawaban Tema 9 Kelas 6 halaman 103:

Berdasarkan cerita fiksi di atas, lakukanlah kegiatan berikut ini secara mandiri.

A. Bagilah cerita di atas menjadi tiga bagian: awal, tengah, dan akhir. Lalu gambarlah peristiwa penting yang menjelaskan isi cerita bagian awal, tengah dan akhir. Berilah keterangan pada setiap gambar yang kamu buat.
Gunakan diagram berikut ini.

Jawaban:

– Judul : Berkunjung Ke Observatorium Boscha

– Pengarang : Diana Karitas

– Bagaian Awal : Rombongan siswa kelas VI sekolah Rima mengunjungi Observatorium Boscah di Lembang, Bandung, Jawa Barat.

– Bagian tengah : Di dalam observatorium mereka mendengan suara seseorang menangis. Ternyata Agatha teman satu sekolah Rima tertinggal dari rombongan.

– Bagian Akhir : Sambil menunggu Kak Yani menghubungi rombongan. Rima membagi minumannya agar Agatha tenang. Rima bersyukur karena diperingatkan peristiwa ini.

Berkunjung ke Observatorium Bosscha
Oleh: Diana Karitas

Hari ini rombongan siswa kelas enam sekolah Rima tiba di lokasi Observatorium Bosscha. Lokasi observatorium ini berada di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Mereka sangat beruntung karena cuaca cukup cerah. Biasanya langit mendung dan gerimis sepanjang hari. Maklum, bulan Oktober biasanya memang musim hujan.

Observatorium hanya membuka kunjungan pada bulan-bulan tertentu, yaitu bulan April hingga Oktober. Menurut para astronom yang ada di sana, pada bulan-bulan tersebutlah langit wilayah Indonesia cukup cerah untuk melihat gugusan bintang tanpa tertutup awan.

“Selamat siang, adik-adik! Selamat datang di Observatorium Bosscha,” sapa Kak Yani. Kak Yani adalah seorang mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) yang sedang melakukan penelitian di tempat itu. Wilayah observatorium memang wilayah penelitian para astronom Indonesia.

“Hari ini saya akan memandu kalian untuk melihat-lihat benda-benda yang ada di sini,ya! Kakak meminta kalian untuk tidak meninggalkan rombongan selama kegiatan ini. Selain kelompok kalian, masih ada kelompok lain dari sekolah yang berbeda yang berkunjung ke tempat ini pada hari ini,” jelas Kak Yani ramah.

Rima dan teman-temannya mengangguk setuju lalu, mendengarkan semua penjelasan yang diberikan dengan saksama. Rima dan teman-temannya mengikuti rombongan dengan tertib. Ia dan teman-temannya mencatat halhal menarik yang dijelaskan Kak Yani.

Rima melihat beberapa teleskop yang ada di observatorium itu dan mencoba melihat gugusan bintang melalui salah satu teleskop. Rima berseru penuh kekaguman.

“Indah sekali! Tak kusangka ada bintang sebanyak itu di langit sana!” seru Rima kegirangan. Teman-teman Rima pun sangat senang.

Tiba-tiba mereka mendengar suara seseorang menangis. Rima dan temantemannya berhenti dan mencari asal suara itu. Setelah Rima berbicara kepada Kak Yani tentang suara itu, rombongannya berhenti. Kak Yani menghampiri asal suara itu. Kelihatannya suara itu berasal dari balik pintu.

Kak Yani membuka pintu itu dan menemukan seorang gadis kecil berseragam sama dengan Rima, terduduk dan menangis tersedu-sedu.

“Agatha!” seru Rima. “Mengapa kamu berada di sini? Bukankah seharusnya kamu mengikuti rombongan Bu Tika?” tanya Rima kepada teman satu sekolahnya. Agatha memang tidak sekelas dengan Rima, tetapi mereka samasama siswa kelas enam. Agatha seharusnya ikut rombongan Bu Tika, wali kelas mereka.

“Oh, Rima. Terima kasih telah menemukanku. Aku pikir aku tidak akan bisa pulang kembali ke sekolah. Tadi aku pergi ke toilet dulu sebelum rombonganku berangkat. Karena terburu-buru, aku tidak sempat memberitahu Bu Tika dan teman-teman lainnya bahwa aku sedang ke toilet. Ketika aku kembali lagi, mereka sudah tidak ada,” jelasnya sambil tersedu.

“Jangan khawatir, Agatha. Kak Yani akan mengantarmu kembali ke rombonganmu, ya. Kak Yani sudah menghubungi pemandu kelompokmu dan memberitahu kalau kamu berada di sini. Di sini juga aman, kok. Kamu tidak perlu khawatir,” hibur Kak Yani.

“Terima kasih, Kak Yani. Lain kali aku harus memberitahu teman yang lain kalau aku sedang meninggalkan rombongan untuk keperluan tertentu,” kata Agatha masih bersedih.

Rima mengajak temannya itu ke bagian belakang ruangan dan membagi minumannya agar Agatha tenang. Rima bersyukur temannya itu sudah tenang. Dalam hati, ia bersyukur karena diingatkan oleh peristiwa ini. Bisa saja Rima melakukan kesalahan yang sama.

(TribunPadang.com)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved