Di mana Letak Pasar Apung?

Di mana letak Pasar Apung? Simak kunci jawaban tema 9 kelas 5 halaman 191.

Editor: Rizka Desri Yusfita
istimewa
Di mana letak Pasar Apung? Simak kunci jawaban tema 9 kelas 5 halaman 191. 

“Beginilah, Nak. Cara hidup masyarakat di sini. Mereka memanfaatkan sungai sebagai jalur transportasi dan tempat berdagang. Kegiatan ekonomi ini sudah berlangsung ratusan tahun yang lalu,” kata Paman Rizki.

“Pantas saja pasar ini termasuk jenis pasar terunik.”

“Iya, Danu. Mungkin hanya di sini kamu dapat melihat pasar seperti ini,” ujar Paman Rizki.

“Benar-benar mengasyikkan, Paman,” kata Danu.

“Wah, pisang-pisang yang dijajakan sangat menarik, Danu. Aku jadi ingin membeli pisang dan kelapa itu,” ungkap ibu Danu.

“Ayo, kita dekati penjual itu,” ajak Paman Rizki.

Ibu Danu menanyakan harga pisang dan kelapa kepada penjual. Kemudian, ibu menawar harga yang diberikan penjual. Kelebihan berbelanja di pasar adalah harga bisa ditawar. Ibu Danu tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Akhirnya, ibu Danu dan penjual mencapai harga kesepakatan. Ibu Danu memberikan uang kepada pedagang dan ibu Danu menerima pisang serta kelapa.

“Ayo, kita berkeliling lagi, Paman,” ajak Danu.

“Wah, Danu senang ya? Lihatlah Danu. Di Pasar Apung ini, para pedagang menjajakan dagangannya dengan perahu kayu. Perahu kayu itu dikenal dengan jukung,” jelas ayahnya.

“Iya, ayah.”

Kemudian, Danu dan keluarga mengelilingi Pasar Apung. Di Pasar Apung Danu melihat beberapa penjual makanan khas Banjarmasin, seperti soto banjar dan nasi sop banjar. Ada juga beberapa pedagang yang menjual pakaian, kue, dan ikan.

Setelah puas berkeliling, Danu dan keluarga kembali ke dermaga penyewaan perahu. Saat pulang, Danu memperhatikan pemandangan sekelilingnya. Di sepanjang sungai Danu menyaksikan pemandangan rumahrumah masyarakat Sungai Barito. Semua rumah masyarakat terbuat dari kayu.

“Ayah, apakah mereka tidak takut tinggal di aliran sungai?” Tanya Danu kepada ayahnya.

“Sudah sejak dari lahir mereka tinggal di sini Danu. Mereka sudah terbiasa hidup berdampingan dengan alam,” kata ayah.

“Apakah rumah-rumah kayu itu tahan dari air sungai, Yah?”

Halaman
123
Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved