Berita Inter Milan
Alexis Sanchez Jadi Super Sub Inter Milan: Antonio Conte Temukan Senjata Pamungkas Nerazurri
TERKENAL sebagai pemain pengganti atau Super-sub di timnya, Inter Milan menjadikan Alexis Sanchez jadi senjata pamungkas.
Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
TERKENAL sebagai pemain pengganti atau Super-sub di timnya, Inter Milan menjadikan Alexis Sanchez jadi senjata pamungkas.
Hal itu nampaknya mulai cocok dan Sang Pelatih, Antonio Conte memang menemukan peran baru untuk mantan penggawa Manchester United tersebut.
Alexis Sanchez tengah menikmati peran sebagai super sub di Inter atau pemain pengganti yang bisa mengubah jalannya laga.
Momentum Alexis Sanchez sebagai super sub di Inter sudah dimulai sejak awal musim 2020/2021 ini.
Baca juga: Antonio Conte Evaluasi Penggawa The Spurs di Inter: Christian Eriksen Telat Meledak dan Mengkilap
Baca juga: Profil Erik Lamela, Pemain Tottenham Hotspur yang Cetak Gol Rabona Indah, Pernah Bersinar di AS Roma

Dikutip dari Transfermarkt, mantan punggawa Manchester United ini sudah lebih dari 10 kali tampil untuk Nerazzurri dari bangku cadangan.
Ia harus puas mendapat peran tersebut lantaran persaingan di lini depan tim cukup berat.
Moncernya penampilan Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez membuat Pelatih Antonio Conte tak memiliki banyak pilihan selain memainkan Sanchez dari bangku cadangan.
Meskipun demikian, kontribusi Sanchez itu tak luput dari pengamatan pecinta sepak bola Italia.
Dikutip dari Sempre Inter, peran tersembunyi Alexis Sanchez itu seperti senjata rahasia untuk Nerazzurri.
Pasalnya, dengan kemampuan dan pengalaman yang ia miliki membuat rival sekota AC Milan itu memiliki banyak opsi untuk membangun serangan.
Terlebih, Inter juga masih memiliki sosok sarat pengalaman dalam diri Christian Eriksen.
Perpaduan unik dari kedua pemain ini bisa menjadi senjata ampuh Inter mengamankan Scudetto.

"Eriksen dan Sanchez adalah pemain yang akan membawa gelar Scudetto kepada Inter," ungkap Daniele Adani.
"Hal yang menghambat mereka untuk bersinar sudah berhasil dilalui, yaitu hilangnya rasa percaya diri dan rentetan cedera."
"Mereka berdua tahu bagaimana cara memenangkan laga dengan pengalaman yang mereka miliki," sambungnya.
Alexis Sanchez barangkali tak menyangka akan mengemban peranan sebagai super sub.
Mengingat ia pernah menjadi bagian penting dari tim-tim besar Eropa seperti Barcelona dan Arsenal.
Sanchez muda mengawali karier sepak bolanya di negara asalnya, yaitu Chile.
Pria kelahiran 19 Desember 1988 ini masuk ke akademi klub lokal Chile bernama C.D Cobreloa.
Pemain berpostur 169 sentimeter ini hanya menghabiskan waktu satu tahun di tim junior C.D Cobreloa.
Baca juga: Inter Milan Kokoh Capolista dan Kandidat Scudetto, Alessandro Bastoni: Titik Balik Liga Champions
Baca juga: Rahasia Inter Milan Makin Beringas Setelah Tersingkir di Liga Champions, Lakukan Pertemuan Kolektif
Dikutip dari Sportskeeda, pada bulan Februari 2005, Sanchez melakukan debut tim seniornya untuk Cobreloa melawan Deportes Temuco.
Permainan ciamik Sanchez membuat klub Italia, Udinese tetarik memboyongnya.
Akhirnya pada 21 April 2006, Sanchez melanglangbuana ke Italia untuk membela Udinese.
Namun, manajemen tim berjuluk Zebrette itu tak langsung menggunakan jasa sang pemain.
Ia mesti menjalani masa peminjaman ke Colo-Colo sebelum kembali berseragam putih hitam Udinese pada tahun 2009.
Musim 2011 menjadi awal cerita sukses Alexis Sanchez tatkala ia dinobatkan sebagai pemain paling menjanjikan oleh FIFA.
Rating ciamik dari FIFA membuat Barcelona tergiur memboyong talenta Negeri Amerika Latin ini.
Dikutip dari World Football, ia resmi menandatangani kontak dengan Barcelona di tahun 2011 setelah diboyong dengan mahar 26 juta Euro.

Debutnya di tim asal Catalan tak berjalan mulus karena dihantam cedera.
Barulah pada musim kedua, ia menunjukkan kualitasnya.
Ia menjadi bagian penting tim berjuluk Blaugrana hingga tahun 2014.
Sumbangan 46 gol dan 37 dirasa cukup oleh Arsenal untuk merogoh kocek mereka guna mendatangkan pemain yang bersangkutan.
Akhirnya pada tahun 2014, Sanchez hijrah ke London dengan mahar 31 juta Pounds.
Ia menjalani empat tahun penuh kegemilangan bersama Arsenal.
Raihan 2 Piala FA melengkapi torehan 80 gol yang ia buat selama berseragam Arsenal.
Setelah itu, ia sempat mengalami periode suram dalam kariernya saat memutuskan pindah ke Manchester United.
Pemain berusia 32 tahun itu hanya menghabiskan satu musim di MU sebelum hijrah mengikuti Antonio Conte di Inter Milan.
Kini, dengan peran barunya di Nerazzurri, Sanchez bersiap menggapai kesuksesan.
Target paling realistis adalah gelar Scudetto Liga Italia yang sudah berada di satu tangan Inter.
Sisa 10 laga dan keunggulan 9 poin dari AC Milan dirasa cukup menguntungkan untuk Romelu Lukaku dkk mengamankan Scudetto.
Berita terkait Inter Milan dan Liga Italia
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com berjudul; Profil Alexis Sanchez, Senjata Rahasia Antonio Conte di Inter Milan dari Bangku Cadangan