Berpuasa Selepas Ramadhan, Mendahulukan Antara Ganti yang Batal atau Puasa Sunnah Syawal
SETELAH melewati Bulan Ramadhan dan memasuki Bulan Syawal, umat muslim bisa melaksanakan puasa Syawal yang biasanya dilaksanakan selama enam hari
SETELAH melewati Bulan Ramadhan dan memasuki Bulan Syawal, umat muslim bisa melaksanakan puasa Syawal yang biasanya dilaksanakan selama enam hari
Amalan ibadah puasa Bulan Syawal, tentunya menyusul Umat Muslim menjalankan ibadah puasa selama satu bulan pada Ramadhan tersebut.
Sedangkan, hukum menjalankan puasa Syawal adalah sunnah yang sangat dianjurkan atau sunnah muakkad.
Dikutip dari artikel Tribunnews pada 10 Juni 2019 lalu, banyak yang bertanya lebih utama mana melakukan puasa pengganti Ramadhan atau Syawal.
Karena seperti yang diketahui, umat Muslim terutama bagi wanita, selama puasa Ramadhan batal puasanya karena suatu hal.
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Ramadhan dan Doa Berbuka Puasa, Tulisan Arab dan Latin Disertai Artinya
Baca juga: 5 Tradisi Menyambut Ramadan dari Berbagai Belahan Dunia, Ada Garangao dan Fanousramdan
Biasanya, wanita yang batal puasanya tersebut satu di antaranya adalah karena mengalami haid.
Jika seorang Muslim batal puasa selama di bulan Ramadhan, dia harus menggantinya dengan puasa ganti atau puasa qadha.
Namun, lebih utama mana puasa Syawal atau puasa pengganti?
Ustaz Abdul Somad atau biasa dipanggil UAS, menjelaskan tentang lebih diutamakan mana puasa syawal atau puasa ganti.
Menurut Ustaz Abdul Somad, puasa ganti atau puasa qadha merupakan ibadah yang harus diprioritaskan terlebih dahulu.
Baca juga: Bacaan Dzikir yang Paling Utama dan Bisa Diamalkan Sehari-hari Terutama Pada Bulan Ramadhan 2021
Baca juga: Amalan Puasa Senin - Kamis, Lengkap dengan Niat, Arti dan Manfaatnya
"Ibu-ibu yang kemarin punya hutang 7 hari, nanti selesai Ramadhan masuk bulan Syawal Qadha (puasa ganti) dulu 7 hari," jelasnya.
"Nanti setelah puasa 7 hari baru puasa 6 (Puasa Syawal," imbuhnya.
Meskipun begitu, kata UAS, orang yang sudah menjalankan puasa ganti diperbolehkan untuk tidak melaksanakan puasa syawal.
Menurut UAS, orang yang sudah melaksanakan puasa ganti atau qadha, sudah mendapatkan pahala puasa syawal.
"Namun jika tidak bisa, ibu bisa puasa Qadha saja," ungkap UAS.
"Siapa yang puasa Qadha 6 hari di bulan Syawal, otomatis dapat pahala sunnah Syawal," imbuhnya.
Baca juga: Orang Tua Mengajak Siswa Mengamati Energi Pengganti BBM yang Digunakan di Rumah
Niat Puasa Syawal
Dikutip dari tayangan Tribunnews pada 11 Juni 2019, berikut ini niat puasa Syawal :
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ".
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”
Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.
Berikut ini lafalnya :
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ".
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.”
Tulisan ini diulas dari artikel yang telah tayang di Tribunnews.com berjudul; Niat Puasa Syawal dan Penjelasan Mana yang Lebih Utama Puasa Pengganti atau Syawal, dan TribunPadang.com berjudul; Jadwal Puasa Syawal 2020 dan Puasa Pengganti Ramadhan, Mana yang Didahulukan, Ini Penjelasannya