Besok Puasa Rajab, Bolehkah Gabung Puasa Sunnah dengan Qadha Puasa Ramadhan?
Besok Puasa Rajab, Bolehkah Gabung Puasa Sunnah dengan Qadha Puasa Ramadhan?
TRIBUNPADANG.COM- Besok Sabtu 13 Februari 2021 sudah memasuki 1 Rajab 1442 Hijriyah.
Banyak amalan yang bisa dikerjakan saat memasuki bulan Rajab ini termasuk Puasa Rajab.
Bulan Rajab adalah bulan yang dimuliakan, sehingga dianjurkan melaksanakan puasa sunnah Rajab.
Baca juga: Dzikir Bulan Rajab dan Daftar Amalan Selain Puasa Rajab yang Diajurkan
Baca juga: Niat Puasa Rajab Bahasa Arab Disertai Artinya hingga Keunggulan Puasa Rajab
Baca juga: Keunggulan Puasa Rajab, Bulan Istimewa yang Dimuliakan dengan Dzulqadah, Dzulhijjah, dan Muharram
Bagi yang masih memiliki utang puasa Ramadhan, bagaimana sebaiknya menyikapi Puasa Rajab ini?
Rajab adalah bulan ketujuh penanggalan Hijriyah, setelah Rajab, ada bulan Sya'ban kemudian bulan Ramadhan.
Sehingga waktu Rajab tepat untuk ganti utang puasa Ramadhan tahun lalu.
Lantas bagaimana hukum Puasa Rajab Gabung Utang Puasa Ramadhan?
Karena puasa Rajab adalah puasa sunnah sementara utang Puasa Ramadhan adalah wajib.
Baca juga: Berikut Ini Amalan yang Dapat Dilakukan di Bulan Rajab Dilengkapi Doa Beserta Artinya
Baca juga: Berikut Ini Amalan Mulia di Bulan Rajab, Memperbanyak Sayyidul Istighfar, Salat, Berpuasa, Zikir
Puasa sunnah gabung utang puasa Ramdahan atau Puasa Qadha boleh dilakukan.
Hal ini dijelaskan Buya Yahya dalam ceramahnya berjudul "Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Hutang Puasa Wajib" di Youtube pada 7 September 2019.
Buya Yahya menjelaskan boleh melaksanakan Puasa Qadha di hari Puasa Sunnah, namun niat puasa qadha tetap dilafalkan, tanpa perlu menyebutkan niat puasa sunnah.
Dengan begitu umat Islam mendapat dua pahala sekaligus.
Pertama, karena mengganti puasa yang ditinggalkan, kedua mendapatkan pahala Puasa Sunnah.
Bagaimana Niatnya?
Adapun niat puasa Qadha bulan Ramadan adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa
Artinya :
"Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".
Sementara bagi yang ingin melaksanakan Puasa Rajab saja tanpa qadha adalah sebagai berikut:
Niat Puasa Rajab
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shouma hazal yaumi ‘an ada-i sunnati rojaba lillahi ta‘ala.
Artinya:
“Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah Ta’ala.”
Apabila lupa membaca niat puasa, boleh membacanya di siang hari.
Niat Puasa Rajab Siang Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Rajab hari ini karena Allah SWT.”
Dalil Puasa di Bulan Rajab
Diantara dalil puasa Rajab adalah :
عَنْ مُجِيْبَةَ الْبَاهِلِيَّةِ عَنْ أَبِيْهَا أَوْ عَمِّهَا أَنَّهُ : أَتَى رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُُمَّ انْطَلَقَ فَأَتَاهُ بَعْدَ سَنَةٍ وَقَدْ تَغَيَّرَتْ حَالَتُهُ وَهَيْئَتُهُ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَمَا تَعْرِفُنِيْ. قَالَ وَمَنْ أَنْتَ قَالَ أَنَا الْبَاهِلِيِّ الَّذِيْ جِئْتُكَ عَامَ اْلأَوَّلِ قَالَ فَمَا غَيَّرَكَ وَقَدْ كُنْتَ حَسَنَ الْهَيْئَةِ قَالَ مَا أَكَلْتُ طَعَامًا إِلاَّ بِلَيْلٍ مُنْذُ فَارَقْتُكَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَ عَذَّبْتَ نَفْسَكَ. ثُمَّ قَالَ صُمْ شَهْرَ الصَّبْرِ وَيَوْمًا مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَ زِدْنِيْ فَإِنَّ بِيْ قُوَّةً قَالَ صُمْ يَوْمَيْنِ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ قَالَ زِدْنِيْ قَالَ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنَ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلاَثَةِ فَضَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا. -رواه أبو داود-
“Dari Mujibah Al-Bahiliah dari ayahnya atau pamannya sesungguhnya ia (ayah atau paman) datang kepada Rosulullah SAW kemudian berpisah dan kemudian datang lagi kepada Rosulullah setelah setahun dalam keadaan tubuh yang berubah (kurus), dia berkata : Yaa Rosulullah apakah engkau tidak mengenalku?
Rasulullah SAW menjawab : Siapa Engkau? Dia pun berkata : Aku Al-Bahili yang pernah menemuimu setahun yang lalu.
Rosulullah SAW bertanya : Apa yang membuatmu berubah sedangkan dulu keadaanmu baik-baik saja (segar-bugar), Ia menjawab : Aku tidak makan kecuali pada malam hari (yakni berpuasa) semenjak berpisah denganmu, maka Rosulullah SAW bersabda : Mengapa engkau menyiksa dirimu, berpuasalah di bulan sabar dan sehari di setiap bulan, lalu ia berkata : Tambah lagi (yaa Rosulullah) sesungguhnya aku masih kuat.
Rosulullah SAW berkata : Berpuasalah 2 hari (setiap bulan), dia pun berkata : Tambah lagi ya Rosulullah.
Rosulullah SAW berkata : berpuasalah 3 hari (setiap bulan), ia pun berkata: Tambah lagi (Yaa Rosulullah),
Rosulullah SAW bersabda : Jika engkau menghendaki berpuasalah engkau di bulan-bulan haram (Rojab, Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah dan Muharrom) dan jika engkau menghendaki maka tinggalkanlah, beliau mengatakan hal itu tiga kali sambil menggenggam 3 jarinya kemudian membukanya.” (HR. Abu Daud).
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Hukum Puasa Rajab Gabung Utang Puasa Ramadhan Boleh, Ini Penjelasan Ulama dan Bacaan Niatnya