Setelah Membaca Teks tentang Bali Tangi, Buatlah 5 Pertanyaan tentang Wirausaha tersebut
Setelah Membaca Teks tentang Bali Tangi, Buatlah 5 Pertanyaan tentang Wirausaha tersebut Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 6 Halaman 115
TRIBUNPADANG.COM- Setelah membaca teks tentang Bali Tangi, buatlah 5 pertanyaan tentang wirausaha tersebut.
Pernyataan tersebut merupakan soal halaman 115 Tema 5 Kelas 6 SD/MI, Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi terbaru revisi 2018.
Soal tersebut terdapat pada tema 5: wirausaha pada bagian Subtema 2: Usaha di Sekitarku di pembelajaran 5
Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 6 Halaman 115
Setelah membaca teks tentang Bali Tangi, buatlah 5 pertanyaan tentang wirausaha tersebut.
Jawab:
1. Apakah yang mendasari Made Yuliani dalam menggagas dan membuat usaha Bali Tangi?
2. Sebelum terjun menjadi wirausaha, apakah profesi dari Ibu made Yuliani yang sudah digelutinya selama puluhan tahun?
3. Apa yang dimaksud dengan potpourri?
4. Sebutkan apa saja bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan potpourri?
5. Jelaskan bagaimana proses pengeringan potpourri!
6. Selain potpourri, sebutkan produk lain dari usaha ibu Made Yuliani!
Klik link di bawah untuk kunci jawaban lengkap Tema 5 Kelas 6 subtema 2, Pembelajaran 6
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 6 Halaman 115 116 118, Subtema 2 Pembelajaran 6
Ayo Mengamati
Cermati cerita tentang usaha Ibu Made Yuliani berikut ini.
Raga, Sukma, dan Semesta
Perjalanan Ibu Made Yuliani menggagas, membuat, dan memperjuangkan Bali Tangi sebagai produk lokal, didasari ketulusan dan keinginan luhurnya untuk mewujudkan masyarakat yang hidup sehat selaras dengan alam.
Dengan pengalamannya berpuluh tahun sebagai bidan, beliau menyadari betul pentingnya proses menyehatkan jiwa raga, sekaligus merawat lingkungan.
Sebagai putri Pulau Dewata, ia terbiasa hidup dalam keyakinan bahwa alam semesta amatlah kaya akan warisan untuk dikembangkan, dan bukan dihabiskan, demi manfaatnya bagi masyarakat luas.
Bahan dasar seluruh produk Bali Tangi diambil dari tanaman lokal yang sebagian besar dibudidayakan di tanah dewata oleh petani lokal. Proses penanaman, pengambilan bahan, panen, pengeringan sampai dengan selesainya rangkaian pembuatan produk, dilakukan dengan memerhatikan keterjagaan lingkungan.
Untuk pembuatan wewangian dari tumbuhan kering yang lazim disebut potpourri, bahan dasar yang digunakan adalah daun, bunga, dan buah yang sudah rontok atau terlihat mati. Proses pengeringan juga dilakukan dengan cara konvensional, tanpa menggunakan alat atau bahan kimia apapun. Tempat pengeringannya pun memanfaatkan lahan yang ada.
Begitu pula dengan produk lain seperti bedak dingin, lulur, sabun, dan boreh, dibuat dengan cara yang sengaja disederhanakan agar memungkinkan bagi siapapun untuk menirunya, sekalipun hanya untuk pemakaian rumah tangga.
Sungguh mengagumkan perjalanan sebuah industri yang saat ini sudah merambah ke tingkat internasional, namun masih tetap dapat mempertahankan idealisme luhurnya, “Bukan hanya kebugaran raga, tapi juga perawatan kesegaran sukma. Bukan hanya rempah, minyak, dan khasiatnya, tapi juga hasil bumi yang ditanam dengan ketulusan hati. Bukan pula hanya bertujuan untuk berpadu dengan alam, namun juga menyatu dengan semesta.”
[Hanni Armansyah, berdasarkan wawancara dengan Ibu Made Yuliani, Juli 2014]
(TribunPadang.com)