Kisah Inspiratif

Anak-anak Putus Sekolah di Kota Padang Terampil Bikin Pot Bunga, Kreatif Hasilkan Karya Kaligrafi

Warga di Kecamatan Koto Tangah mengreasikan Kerajinan Pot Bunga dan Kaligrafi dari Sabut Kelapa. Berdayakan Anak-anak Putus Sekolah,

Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR
Pembuatan pot bunga dan kaligrafi dari sabut kelapa di Jalan Pasir Muaro Ganting Kampung KB, Paurupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar, Jumat (13/11/2020). 

Mengenai omzet satu bulan dari penjualan pot bunga dari sabut kelapa ungkapnya dapat menghasilkan uang Rp 3-4 juta.

Sedangkan untuk kaligrafi dibuat jika ada yang memesan saja, karena dalam pembuatan kaligrafi membutuhkan waktu yang relatif cukup lama.

Mengingat adanya pelaksanaan MTQ Nasional di Sumatera Barat, pihaknya membuat kaligrafi sebagai oleh-oleh yang dipasarkan kepada peserta MTQ.

Ia menyebutkan karya yang dijual juga merupakan barang yang termasuk ramah lingkungan.

"Harga untuk pot bunga Rp 12.5 ribu, dan untuk kaligrafi Rp 250 ribu sampai Rp 60 ribu," katanya.

Proses pembuatan, pihaknya mengumpulkan limbah sabut kelapa yang tidak terpakai lagi.

Selanjutnya, sabut kelapa tersebut direndam di dalam air selama 10 hari karena semakin lama direndam akan semakin halus serat dari sabut kelapa tersebut.

Proses pembuatan pot bunga dan kaligrafi dari sabut kelapa di Jalan Pasir Muaro Ganting Kampung KB, Paurupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumbar, Jumat (13/11/2020).
Proses pembuatan pot bunga dan kaligrafi dari sabut kelapa di Jalan Pasir Muaro Ganting Kampung KB, Paurupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Provinsi Sumbar, Jumat (13/11/2020). (TRIBUNPADANG.COM/REZI AZWAR)

Selanjutnya, sabut tersebut digiling menggunakan mesin yang sudah disediakan, sedangkan pengerjaan dan pencarian bahan utama oleh pekerja lainnya.

"Anak-anak yang putus sekolah tersebut diberi uang Rp 5 ribu untuk satu pot bunga. Jadi kalau dapat membuat 10 pot bunga dalam satu hari sudah menghasilkan uang Rp 50 ribu," katanya.

Khusus, membuat kaligrafi pihaknya memnutuhkan bahan lainnya seperti kain, lem kayu, ijuk, dan kompresor.

"Kami juga akan merencanakan membuat sendal dari sabut kelapa, cetakannya sudah ada. Tapi saat ini hotel berdampak karena Covid-19," kata Amaniarti yang juga Ketua Pokja Kampung KB Bangau Putih.

Pada kesempatan sama, Bernito (19) mengatakan ikut bekerja membuat kerajinan dari sabut kelapa sejak adanya pandemi Covid-19.

"Sebelumnya memulung, tapi hasil memulung semakin menurun. Lalu, saya akhirnya ikut membuat pot bunga dan kaligrafi," kata Bernito.

Bernito mengatakan dalam satu hari rata-rata bisa menghasilkan uang Rp 100 ribu dan bisa membuat 10-30 unit.(*)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved