Kisah Inspiratif
Anak-anak Putus Sekolah di Kota Padang Terampil Bikin Pot Bunga, Kreatif Hasilkan Karya Kaligrafi
Warga di Kecamatan Koto Tangah mengreasikan Kerajinan Pot Bunga dan Kaligrafi dari Sabut Kelapa. Berdayakan Anak-anak Putus Sekolah,
Penulis: Rezi Azwar | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Seorang warga di Kota Padang menjadikan sabut kelapa sebuah kerajinan tangan pot bunga dan kaligrafi.
Bahan utama dalam pembuatan kerajinan tangan ini merupakan limbah yang banyak dibuang oleh masyarakat.
Lalu dikumpulkan untuk dijadikan sebuah produk yang bisa dijual di pasaran serta media sosial atau Medsos.
Seorang pengrajin bernama Amaniarti mengatakan mengawali usaha sejak 8 bulan yang lalu.
"Awalnya saya mengikuti pelatihan pembuatan tentang pembuatan kaligrafi dari sabut kelapa," kata Amaniarti, Jumat (13/11/2020).
Kata dia, setelah mengikuti pelatihan tersebut, dirinya sangat tertarik untuk membuat sebuah trobosan baru untuk mendongkrak perekonomian.
Akhirnya, ia memikirkan sebuah inovasi yang bisa dibuat di masa pandemi Covid-19, khususnya anak-anak yang putus sekolah.
Baca juga: Operasional Pabrik yang Ramah Lingkungan Telah Menjadi Komitmen Semen Padang
Baca juga: Korban Kebakaran di Koto Tangah Terima Paket Sembako, Baznas Kota Padang Salurkan Bantuan
"Saya sempat membuka Youtube dan saya pelajari cara membuat pot bunga, karena pada saat masa pandemi masyarakat sangat menyukai tanaman," katanya.
Dia pun mengombinasikan hal yang dipelajari dengan kebiasaan masyarakat saat ini, sehingga tercetus membuat pot bunga dengan sabut kelapa.
"Akhirnya terbuat dan selanjutnya diajarkan kepada anak-anak paket C yang putus sekolah dan anak-anak di lingkungan rumahnya," katanya.
Sejauh ini lanjutnya, pot bunga tersebut dipasarkan lewat WhatsApp/WA, yang ternyata lumayan banyak diminati.
Baca juga: Momentum Hari Pahlawan, Plt Wali Kota Padang: Semangat Tuntaskan Penanganan Covid-19
Pembeli dari Luar Kota Padang
Berikutnya, karya mereka dipasarkan di toko online dan medsos lainnya hingga pembelinya berdatangan dari luar Kota Padang. Antara lain; dari Dharmasraya, Solok, Sijunjung ,dan Bukittinggi.
"Karyawan saya ada 10 orang saat ini, yaitu anak remaja di kampung kami ini dan anak-anak putus sekolah yang kita berdayakan untuk membuatnya," katanya.