Liga Italia
Karir Christian Eriksen di Inter Milan Bisa Lekas Tamat, Durasi Bermain Ternyata Baru 434 Menit
KEHADIRAN Christian Eriksen pada 28 Januari 2020 lalu sempat disambut gegap gempita oleh suporter Inter Milan.
Penulis: Emil Mahmud | Editor: Emil Mahmud
KEHADIRAN Christian Eriksen pada 28 Januari 2020 lalu sempat disambut gegap gempita oleh suporter Inter Milan.
Eks Gelandang Tottenham Hotspur ini dianggap sebagai perekrutan top mengingat rekam jejaknya yang mengukir 51 gol dan 62 assist selama 6,5 berkarier di Liga Inggris bersama Tottenham Hotspur.
Terlebih lagi, Inter Milan bisa mendapatkan Christian Eriksen dengan harga miring.
Namun, Eriksen ternyata tidak menjalani start yang bagus bersama Inter Milan kendati secara keseluruhan sudah mengemas 3 gol dan 3 assist dalam 15 penampilan di semua ajang.
Kalau hal itu terjadi, karier Eriksen di Inter Milan bisa tamat secara prematur.
Lantaran kontraknya sudah akan habis pada akhir 2019-2020, Eriksen bisa dibeli dengan harga hanya 20 juta euro (sekitar 330 miliar rupiah), padahal market value-nya ketika itu masih di kisaran 90 juta euro.
• AC Milan Tak Terkalahkan 6 Laga Terakhir, Perjuangan ke Zona Eropa Berlanjut, Harus Geser Napoli
• Jadwal Lengkap Acara TVRI Rabu 15 Juli 2020: Belajar Dari Rumah, Musik Indonesia, Info Terkini
Situasinya makin berat buat gelandang serang asal Denmark itu akhir-akhir ini.

Dalam dua pertandingan terakhir Inter Milan di Liga Italia melawan Hellas Verona dan Torino, Eriksen hanya menjadi pemain pengganti.
Parahnya, menit bermainnya seperti seorang pemain junior yang cuma diberi kesempatan menjadi kameo atau untuk menghabiskan waktu.
Eriksen cuma merumput 2 menit saat melawan Hellas Verona dan 6 menit menghadapi Torino.
Dihitung secara total, Eriksen saat ini belum genap bermain selama 5 jam di Liga Italia.
Pasalnya, koleksi menit bermainnya sejauh ini baru 434 menit.
Itu berarti hanya sekitar 44% dari total menit bermain Inter Milan di Liga Italia sejak Eriksen berada di dalam tim.

Situasi ini tidak bagus bagi Eriksen mengingat pelatih Inter Milan, Antonio Conte, tidak punya kesabaran yang panjang dalam menuntut para pemain tampil sesuai standarnya.
Sekali tidak suka pada pemain, dia bisa terus-terusan menepikan pemain itu.