Belajar dari Rumah TVRI
Jawaban: Upaya Apa yang Dapat Dilakukan untuk Menjadikan Wisata Alam sebagai Wisata Andalan Daerah?
Menurutmu, upaya apa yang dapat dilakukan untuk menjadikan wisata alam sebagai wisata andalan suatu daerah? Kunci jawaban soal pertanyaan SMA TVRI.
Penulis: Saridal Maijar | Editor: Saridal Maijar
- Ikut mempromosikan wisata alam itu ke media sosial.
- Ikut menyebarkan informasi tentang wisata alam itu ke orang lain agar semakin terkenal dan orang berminat untuk mengunjunginya.
- Ikut bekerja sama dengan warga sekitar wisata alam dalam merawat serta melestarikan wisata yang dimiliki daerah itu.
• Sebutkan 3 Unsur pada Lingkaran Beserta Penjelasannya, Jawaban Materi SMP di TVRI Belajar dari Rumah
• Tuliskan Nilai-nilai Moral yang Terkandung dalam Permainan Perahu Jong, Ini Jawaban Kunci Soalnya
Soal Nomor 2
Jika kamu adalah pemimpin di suatu daerah yang memiliki banyak situs bersejarah, apakah yang akan kamu lakukan untuk melestarikan situs-situs tersebut?
Jawaban:
Yang dilakukan untuk melestarikan situs bersejarah adalah:
- Membuat museum untuk tempat merawat dan menjaga benda-benda bersejarah di situs bersejarah tersebut.
- Memberikan pengetahuan serta membangun kesadaran masyarakat di wilayah situs bersejarah itu, dan ikut menjaga serta melindunginya.
- Membuat peraturan dan sanksi tegas bagi siapa yang merusak ataupun mencuri situs bersejarah tersebut.
- Mempromosikan situ bersejarah tersebut, baik secara online maupun onffline, agar bisa dikenal oleh masyarakat luas dan menjadikan tempat wisata sekaligus tempat bejalar sejarah.
• Tuliskan Proses Pembuatan Perahu Jong, Ini Jawaban Soal Belajar dari Rumah TVRI Kelas 4-5-6 SD
• Soal Matematika Belajar dari Rumah di TVRI SD Kelas 4-6 Edisi Jumat 24 April 2020, Ada Pak Ridwan
Mengenal Situs Batu Berak
Simak penjelasan soal situs Batu Berak yang menjadi materi Belajar di Rumah di TVRI, Jumat (24/4/2020).
Situs ini pertama kali ditemukan pada tahun 1951 oleh rombongan transmigrasi Biro Rekonstruksi Nasional (BRN) dari Subang, Jawa Barat, berjumlah 70 KK (Kepala Keluarga) yang dipimpin oleh Ama Raden Poeradirja.
Puluhan tahun setelah ditemukan, pada tahun 1980 penelitian pertama dimulai oleh Prof. Dr. Haris Sukendar seorang arkeolog dari Jakarta.