Corona Sumbar
Rapid Test Tenaga Kesehatan Pukesmas Andalas Negatif, 13 Orang Tunggu Swap Tenggorokan
Sebanyak 40 tenaga pukesmas menjalani proses rapid test di Pukesmas Andalas, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Jumat (17/4/2020).
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rima Kurniati
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Sebanyak 40 tenaga pukesmas menjalani proses rapid test di Pukesmas Andalas, Kota Padang, Provinsi Sumatera Baray (Sumbar) pada Jumat (17/4/2020).
Hal ini dilakukan setelah dua tenaga Puskesmas Andalas baru-baru ini dinyatakan positif coronavirus disease-2019 atau Covid-19.
Kepala Tata Usaha (TU) Puskesmas Andalas Padang, Mardia Nelisma mengatakan hasil rapid test menunjukan hasil negatif.
"Alhamdulillah, hasil rapid test tenaga kesehatan semuanya negatif," kata Mardia Nelisma.
Selanjutnya, untuk swap tenggorokan sebagian sudah dilakukan dan hasilnya negatif.
"Swap tenggorokan sudah dilakukan sebagian dan hasilnya negatif semua," ungkapnya.
Namun, masih ada 13 tenaga Pukesmas Andalas lainnya, yang sedang menunggu jadwal Swap tenggorokan.
Saat ini tenaga pukesmas tersebut dirumahkan untuk sementara waktu.
"Mereka yang akan swap tenggorokan, sambil menunggu jadwal kita rumahkan," ungkap Mardia.
• Tambah 7, Pasien Positif Corona di Sumbar Menjadi 62 Orang, 6 di Antaranya Meninggal Dunia
• Tambah 3 Pasien Positif Corona di Padang, 1 Orang Meninggal Dunia, Ini Peta Sebarannya
• UPDATE Data Corona Indonesia Jumat 17 April: Tambah 407 Orang, Total Pasien Positif Jadi 5.923
Mardia menjelaskan, tenaga pukesmas yang jalani swap tenggorokan merupakan orang yang kontak erat dengan tenaga kesehatan positif covid-19 sebelumnya.
Direncanakan, Swap tenggorokan akan dilakukan di Semen Padang Hospital (SPH).
Lebih lanjut, katanya pukesmas Andalas akan dilakukan penyemprotan disinfektan.
"Besok (Sabtu 18/4/2020), pukesmas akan kita semprotkan disinfektan," tambahnya.
Pukesmas Andalas tetap buka, namun pelayanannya dikurangi.
"Pelayanan hanya dalam bentuk urgensi saja lagi, jika memang penyakit kronis dan mendesak," ungkapnya. (*)