Corona Sumbar

RS Unand Jadi RS Rujukan, Punya 12 Tempat Tidur untuk Rawat Pasien Suspect Corona

Rumah Sakit Universitas Andalas (Unand) Padang Sumatera Barat (Sumbar) mulai beroperasi hari ini sebagai RS rujukan Covid-19, Senin (13/4/2020).

Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Emil Mahmud
Humas Pemprov Sumbar
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat memastikan kesiapan RS Unand sebagai RS rujukan Corona, Minggu (12/4/2020) lalu. 

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Rumah Sakit Universitas Andalas (Unand) Padang Sumatera Barat (Sumbar) mulai beroperasi hari ini sebagai RS rujukan Covid-19, Senin (13/4/2020).

Direktur Utama RS Unand Yevri Zulfikar mengatakan, pihaknya siap menerima Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang mengalami gejala virus Corona atau Covid-19.

"Jika ada rumah sakit daerah yang mengirimkan Orang dalam Pemantauan (ODP), nanti akan di screening dengan laboratorium dan rontgen."

"Setelah itu statusnya berubah menjadi pasien dalam pengawasan (PDP), baru dirawat."

"Setelah di cek, baru nanti diketahui apakah positif atau negatifnya," terang Yevri Zulfikar saat dihubungi TribunPadang.com, Senin (13/4/2020).

Padang dan Bukittinggi Bakal Diajukan Pemprov Sumbar untuk PSBB ke Menteri Kesehatan

Positif Covid-19 di Padang per 13 April Capai 31 Orang, Menyusul Satu Lagi

Ditetapkan sebagai RS rujukan Covid-19, RS Unand sudah mempersiapkan ruang isolasi yang berjumlah 12 tempat tidur.

"Kita punya 5 tempat tidur untuk merawat pasien positif covid-19 dan PDP yang belum ada hasilnya kita punya tujuh tempat tidur," jelas Yevri Zulfikar.

Dua belas tempat tidur tersebut berada di 12 ruangan yang dilengkapi dengan fasilitas AC, TV, kamar mandi, bel, dan sebagainya.

Di RS Unand juga disediakan satu ruangan ICU sementara dan satu ruangan persalinan normal.

Yevri Zulfikar mengungkapkan ruang isolasi tersebut terpisah dengan ruangan lainnya dan berada di depan dekat basement sehingga tidak mengganggu pasien lainnya.

"Jumlah tempat tidur sebanyak kamar, 12 unit. Masing-masing kamar 1 tempat tidur."

"Kita tidak mencampur, kalau dicampur dikhawatirkan saling menularkan," tambah Yevri Zulfikar.

Sementara untuk ambulans, RS Unand mendapat pinjaman dari Dinkes Kesehatan Sumbar 1 unit untuk pasien covid-19.

Di sisi lain, kamar mandi khusus perawat dan pembatas kamar sudah ada. Lalu, ventilator juga ada satu dan satu rontgen portable.

Yevri Zulfikar menuturkan, kapasitas Rumah Sakit Unand sementara hanya bisa menampuang 12 pasien karena petugasnya terbatas, perawatnya hanya 12 orang.

Namun pengembangannya disesuaikan dengan kebutuhan.

"Jumlah tenaga medis yang tangani Corona, kita punya 3 dokter spesialis paru, 5 dokter penyakit dalam, 4 dokter spesialis anak."

"Untuk dokter umum kita punya 7 dokter umum, tujuh dokter yang sedang menjalani pendidikan untuk menjadi seorang dokter spesialis (dokter residen), dan lainnya petugas labor, rontgen, gizi," jelas Yevri Zulfikar.

Ia menegaskan, RS Unand menjadi rumah sakit rujukan Covid-19 bukan rumah sakit khusus menangani Covid-19 sehingga masih menerima pasien umum.

Pasien umum masih diterima dengan syarat di screening dulu di puskesmas masing-masing.

Jika ada gejala kontak dengan orang yang positif atau PDP, atau gejala sesak nafas, demam tinggi, dan lainnya akan segera dirawat.

RS Unand, kata Yevri Zulfikar, buka 24 jam. Petugas medis bekerja bergantian dengan 3 shift setiap 8 jam.

Mereka juga memakai APD paling lama 2,5 hingga 4 jam.

Dijelaskan Yevri Zulfikar, untuk tempat istirahat bagi petugas medis, telah disediakan rusunawa oleh Rektor Unand.

"Depannya ada asrama mahasiswa yang belum terpakai. Itu akan disulap menjadi tempat penginapan dengan 11 kamar dan 40 tempat tidur. Makan minum ditanggung Pemprov Sumbar," jelas Yevri Zulfikar.

Untuk Alat Pelindung Diri (APD) di RS Unand, tersedia hingga 10 hari ke depan.

Namun, kata Yevri Zulfikar, pihaknya masih membutuhkan bantuan dan donasi dari semua pihak sehingga bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya.

Ia berharap bisa memberikan pelayanan terbaik untuk pasien covid-19 yang PDP dan berharap sebelum dirujuk ke RS Unand, pasien tersebut melewati screening dulu di rumah sakit sebelumnya.

"Kami harap yang dikirim betul-betul yang indikasi rawat. Setelah di rontgen dan uji labor, ternyata indikasi tidak rawat, jika pasien pulang kan kasian," kata Yevri Zulfikar. (*)

Sumber: Tribun Padang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved