Corona Sumbar
Bolehkan Tenaga Medis Tolak Tangani Pasien Covid-19? Ini Kata Direktur RSUP M Djamil Padang
Direktur RSUP M Djamil Padang, Dovy Djanas menuturkan, banyak petugas medis yang dicurigai terpapar virus corona setelah merawat pasien Covid-19.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Jadi petugas medis harus memakai alat pelindung diri yang lengkap dan khusus, tidak sama dengan merawat pasien biasa.
Untuk menangani pasien Covid-19, ujar Dovy Djanas, si petugas medis tidak perlu izin kepada keluarganya.
Sebab, sebagai tenaga medis, ia wajib memberikan pelayanan tetapi dengan melengkapi standar-standar yang ada.
"Kalau sebagai perawat, misalnya, gak mau melayani pasien, siapa lagi yang mau melayani?" tanya Dovy Djanas.
• UPDATE Corona di Kota Padang 1 April 2020, 6 Positif, 1 Meninggal, 11 PDP, 96 ODP, 2727 PPT
Tapi tentu petugas medis itu harus tahu standarnya, misal harus memakai alat pelindung diri, masker, gaun khusus, sarung tangan, dan sepatu boot.
Persoalan saat ini sejumlah petugas medis di Indonesia kekurangan alat pelindung diri (APD) saat menangani pasien virus corona.
"APD itu sangat sulit, bukan masih kurang tetapi sangat kurang sekali. Butuh banyak lagi, kalau memang dua bulan hingga tiga bulan lagi belum reda."
"Sehari saja butuh 100 APD. Sekarang hanya tinggal untuk 10 hari ke depan," ungkap Dovy Djanas.
Dia mengatakan, pihaknya sudah berkirim surat ke BNPB dan Kemenkes.
Kendalanya sekarang memang di mana-mana APD ini sulit ditemukan.
• BREAKING NEWS: Pasien Positif Corona di Padang Bertambah Satu, Total 6 Kasus Positif hingga 1 April
"Makanya kita teriak-teriak terus ini untuk melindungi petugas," sambung Dovy Djanas.
Dovy Djanas menyebut, petugas medis yang merawat pasien covid-19 diperbolehkan merawat pasien biasa.
Syaratnya, si petugas medis tersebut memang memakai APD lengkap saat menangani pasien, semuanya tidak ada masalah.
Dia juga pulang ke rumahnya tidak ada masalah, kecuali dia terpapar tanpa alat pelindung diri yang tidak memenuhi standar.
"Itu yang harus kita waspadai," terang Dovy Djanas.