KISAH INSPIRATIF - Syafriadi yang Kedua Kakinya Diamputasi, Tidak Membuatnya Berputus-asa
Berawal dari kecelakaan bermotor akhirnya kedua kaki Syafriadi harus diamputasi. Bagi Syafriadi, yang
Penulis: Rima Kurniati | Editor: Emil Mahmud
Baginya itulah jalan hidup dan sudah menjadi takdirnya.
"Saya tidak putus asa, tidak seperti anak muda yang putus dari pacarnya, lalu siram air keras ke wajah atau bunuh diri, tidak," ungkap Syafriadi.
Setiap harinya Syafriadi berangkat sedari subuh dari rumah kontrakannya di Ulak Karang bersepeda tangan buatannya sendiri.
"Seminggu setelah operasi, saya minta tolong sama teman untuk membuatkam sepeda tangan.
Namun teman tukang las ini, alasannya tidak bisa, saya coba bikin sendiri lalu saya bawa ke bengkel, minta tolong mereka untuk dilas," jelasnya.
Kini sepeda Syafriadi juga mempunyai lampu dan payung agar ketika hujan dirinya tidak sampai basah kuyup
"Saya beli paralon, tongkat pramuka, saya pasang juga lampu gitu, karena saya sering pulang malam," ungkap Syafriadi.
Setiap Pagi, dari Ulak Karang, Syafriadi mengayuh sepeda tangan ke Marapalam, tempat tinggal adik kandungnya.
"Kadang di jalan, saya dipanggil, lalu orang beri uang, saya tidak pernah meminta," jelas Syafriadi
Setelah dari Marapalam, dirinya berputar lalu ke arah Aur Duri.
Lalu berhenti di Jalan Batang Marao, atau di belakang lapangan Telkom Kota Padang.
"Waktu itu saya duduk di bawah pohon, siang terik saya ketiduran, ketika bangun di botol minum saya ada saja rezeki," tambah Syafriadi.
Setelah hari itu, Syafriadi mengaku ada ilham untuk menghidupi keluarganya.
Namun kini, setiap hari rezeki Syafriadi tidak sebanyak dulu lagi.
"Paling tidak ada Rp 150 ribu seharinya, untuk kebutuhan di rumah dengan 4 anak yang masih bersama saya," ungkap Syafriado.