Lifestyle

Komunitas Reptil di Sumbar, Minang Reptil Community Ternyata Sudah Ada Semenjak 2008

MARC (Minang Reptil Community) merupakan satu komunitas reptil telah ada di Sumatera Barat (Sumbar) yang berdiri semenjak Tahun

Penulis: Merinda Faradianti | Editor: Emil Mahmud
TribunPadang.com/Merinda Faradianti
Ketua MARC, Wendi Permana 

Pria yang memiliki beberapa ekor Python Afrika ini menerangkan bahwa perawatan ular sangat mudah, termasuk memberikan makanan hewan melata tersebut.

"Perawatan ular paling gampang, untuk makannya kita pakai tikus putih dan itu pun juga ternak.

Ular itu makannya tidak setiap hari ular makannya sekali seminggu bisa, satu kali sebulan bisa, dua kali sebulan bisa. Cuma porsi makannya memang besar," tukas Wendi Permana.

Untuk pemberian makan ular, Wendi mengingatkan agar tidak setiap hari diberi makan. Karena jika ular kekenyangan maka ular tersebut akan mati mendadak.

"Ular juga diet, kalau kebanyakan makan bisa mati kekenyangan," ungkap Wendi Permana.

Untuk harga Python Afrika dewasa bisa mencapai jutaan rupiah, terlebih jika ular tersebut sudah dibriding atau peranakan.

"Harga ular bisa sampai jutaan rupiah. Kalau yang beli ular banyak yang minat. Selain kumpul gathering kami jugas memberikan edukasi ke masyarakat, kemudian kami juga jualan ular.

Kalau pelihara ular pasti pernah digigit, saya pernah digigit ular yang tidak berbisa, paling cuma berdarah. Jika tergigit ular berbisa hal pertama yang dilakukan langsung pergi ke rumah sakit.

Kita harus mengenali bentuk kepala ular, warna nya, karena setiap gigitan ular penanganannya berbeda," tegas Wendi Permana.

Awalnya, Wendi Permana memelihara ular Python Afrika keluarga dan tetangganya sempat memprotes keras.

Namun karena Wendi menjelaskan bagaimana penanganan yang baik terhadap reptil, keluarga dan tetangga akhirnya bisa menerima.

"Keluarga awalnya takut dan saya kena marah, seiring berjalannya waktu keluarga menerima dan mendukung.

Sekarang tetangga kalau ada ular masuk rumahnya malah minta tolong ke saya," gelak Wendi Permana.

Wendi Permana berharap agar masyarakat tidak langsung membunuh ular jika masuk ke dalam rumah. Karena menurutnya tidak semua reptil termasuk ular berbahaya.

"Harapannya, masyarakat tidak menganggap reptil berbahaya kalaupun ada terjadi insiden kami siap membantu untuk menanggulanginya dan memberikan informasi," tutup Wendi Permana.(*)

Sumber: Tribun Padang
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved