Travel

Tradisi 'Serak Gulo' - Warisan Warga Asal India di Kota Padang Masih Berlanjut, Simak! Makna Acara

Satu tradisi yang masih dipertahankan masyarakat berasal dari India di Kota Padang adalah acara bernama "Serak Gulo".

Penulis: Debi Gunawan | Editor: Emil Mahmud
TRIBUNPADANG.COM/DEBI GUNAWAN
Haji Mustafa bin Haji Ahmad bin Tayyab Syahib berdiri di kawasan Masjid Muhammadan, Rabu (14/8/2019). 

Asal-usul Tradisi Serak Gulo Serta Menggali Maknai yang Terkandung dari Seremonialnya  

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Debi Gunawan

TRIBUNPADANG.COM, PADANG- Satu tradisi yang masih dipertahankan masyarakat berasal dari India di Kota Padang adalah acara bernama "Serak Gulo".

Berdasarkan penuturan Haji Mustafa bin Haji Ahmad bin Tayyab Syahib, pemuka agama dan warga di Kawasan Kota Tua Padang --- lebih dikenal sebutan oleh masyarakat Padang -- kawasan Pondok.

Menurutnya, tradisi Serak Gulo berawal dari nazar seorang murid wali di India dulunya.

"Jadi anaknya sakit, jadi dia berniatlah untuk bernazar, untuk membagikan gula jika anaknya sembuh," ungkap Haji Mustafa di kawasan Masjid Muhammadan, Rabu (14/8/2019).

Haji Mustafa menuturkan pada masa itu, gula yang dinazarkan itu langsung dibagikan ke rumah-rumah penduduk.

Ilustrasi: Serak gulo dilaksanakan keluarga Islam keturunan India di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru.
Ilustrasi: Serak gulo dilaksanakan keluarga Islam keturunan India di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) baru-baru. (INSTAGRAM/SIDE.DEE#serakgulo)

Namun, kata Haji Mustafa berbeda dengan saat ini yang mana dihamburkan dari atas Masjid Muhammadan.

"Pas dulunya itu, gula itu langsung diantarkan satu-satu ke rumah masyarakat, tapi pada tahun-tahun berikutnya, mungkin karena keterbatasan tenaga dan hal lainya, maka gula itu dihamburkan saja. Jadi masyarakat langsung yang menyambutnya," ungkap Haji Mustafa.

Sejauh ini lanjut Haji Mustafa tradisi itu masih tetap dilaksanakan tentunya untuk berbagi kepada sesama umat manusia.

Haji Mustafa juga menuturkan bahwa Serak Gulo akan dilaksanakan ketika memeringati hari Maulid Nabi Muhammad SAW.

Tepatnya satu bulan sebelum bulan Rajab.

Pada tradisi ini, masyarakat keturunan India yang berasal dari seluruh Indonesia berkumpul di Kota Padang.

"Cuma nggak banyak-banyak, katakanlah dari Irian satu orang, dari wilayah lain satu orang," ungkapnya.

Dari pengakuannya, tradisi ini hanya dilaksanakan di Kota Padang dari seluruh wilayah Indonesia.

Sumber: Tribun Padang
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved