Haji 2019
20 Tahun Kumpulkan Upah Jadi Sopir di Pasaman Sumbar, Waldi dan Istri Akhirnya Bisa Naik Haji
Setelah 20 tahun menabung, akhirnya sopir kanvas di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, bisa berangkat haji bertama istri tahun ini.
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Saridal Maijar
Suami dari Nur Aini ini mengatakan, dari semua anggota keluarga, hanya dia yang belum menginjakan kaki ke Mekah.
"Orangtua saya sudah naik haji. Terus saudara-saudara juga sudah naik haji. Kini tinggal saya sendiri. Saya anak bungsu yang akan berangkat," ucapnya.
Dari situlah Waldi Idrus semakin giat menabung dengan mengumpulkan uang hasil berkeliling mengantar barang ke grosiran atau toko.
"Motivasi dari nenek dan orangtua," ujarnya.
• Kisah Yeffirman, Pemandu Haji dari Padang: Membantu Jemaah Sekaligus Tunaikan Rukun Islam Kelima
Waldi Idrus berharap selamat sampai Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air.
Ia juga berdoa agar diberikan kesehatan, dimudahkan rezeki, dan sehat-sehat seluruh anggota keluarganya.
Di Tanah Suci, Waldi akan menghabiskan waktu selama 42 hari. Sementara, anak-anaknya ditinggalkan bersama saudaranya yang lain.
Layaknya calon jemaah haji yang telah siap bertolak ke Tanah Suci, Waldi Idrus bersama sang istri juga telah mempersiapkan segala pakaian dan perlengkapan.
• Fikril dan Maksum Jadi Jamaah Calon Haji Termuda dan Tertua dari Pasaman Barat Sumbar
"Cuma berbekalan baju ihram, baju sehari-hari dan handuk. Kami tidak ada membawa makanan," jelasnya.
Idrus mengaku membendung rasa sedih yang amat dalam ketika meninggalkan keluarganya.
"Diantar sama keluarga hingga ke Lubuk Sikaping. Ketika berangkat sangat sedih meninggalkan keluarga. Sekarang gak terasa lagi," ujarnya.
Waldi Idrus semata-mata naik haji hanya untuk mendapatkan ridho Allah.
"Mudah-mudahan menjadi haji yang mabrur," ucapnya.(*)