Warung Kopi Kurma Suguhkan Kopi Rasa Nusantara, Depan Lapas Muara Padang

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Di berbagai kota di Indonesia, bisnis kedai kopi memang sangat menjamur.

Mayoritas pebisnis menganggap bisnis kedai kopi cukup menjanjikan.

Tak terkecuali pebisnis kedai kopi yang didirikan di Kota Padang Sumatra Barat Indonesia.

Satriadi (36) mengembangkan bisnis kopi miliknya dari nol di Kota Padang.

Mulanya ia hanya mengenal rasa kopi itu pahit.

• Catat Promo Ramadan SukoKopi, Ada Enam Paket Harga Mulai Rp 20 Ribu

• Tes Kepribadian : Jenis Kopi yang Kamu Suka Menggambarkan Karakter Dirimu, Kopi Hitam Tipe Sederhana

Tetapi setelah terus belajar selama satu bulan setengah di Balai Latihan Kerja Padang, ia mengenal banyak varian rasa kopi.

Hingga kini membuatnya merintis usaha kopi bernama Warung Kopi Kurma.

Sepintas, jangan berpikir kalau minuman kopi yang disajikan terbuat dari bahan baku kurma ya.

Kopi Kurma milik Satriadi adalah campuran es, kopi, dan susu.

"Nama warung kopi kurma diambil dari sisi legendaris tanaman kurma yang masih ada hingga sekarang.

• INFO CUACA Wilayah Sumatera Barat, Hujan Lebat Disertai Petir Diprediksi Hingga Pukul 13.00 WIB

• Respon Syafrianto Rusli Diteriaki Penonton Ganti Pelatih Setelah Semen Padang FC Kalah di Kandang

Tanaman kurma itu memiliki banyak manfaat. Harapannya filosofi kurma itu yang diimplementasikan ke usaha warung kopi ini," jelas Satriadi.

Satriadi mangkal di pinggir jalan depan Lapas Muara Padang dengan alat yang dibeli secara online.

Ia membuka lapak di sana baru tiga bulan.

Kopi yang diolah Satriadi didatangkan dari berbagai daerah yang ada di Nusantara di antaranya Aceh, Bengkulu, dan Solok.

• DOWNLOAD MP3 Ayu Ting Ting X Keremcem, Trending Nomor Satu di Youtube, Ada Video Klip dan Lirik Lagu

• JADWAL Tayangan Program Televisi RCTI Sabtu 22 Juni 2019, Ada Doraemon The Movie dan Dunia Terbalik

"Aceh memang terkenal dengan Kopi Gayo. Kebetulan rasanya tidak jauh berbeda dengan kopi nusantara lainnya. Supaya ada varian, makanya kopi yang diracik berasal dari daerah yang berbeda," tutur Satriadi.

Menu yang disediakan warung kopi kurma yakni Espresso base seperti espresso, doppio, americano, long black, cappucino, moccacino, macciato, dan coffelatte.

Kemudian ada manual brew, tubruk, VGO, dan vietnam drip (kopsusnas).

• KLASEMEN Sementara Liga 1 2019, Badak Lampung FC Geser Posisi Persib Bandung Duduk Diposisi Kelima

• Promo Telkomsel WeekendDeal VideoMAX 30 GB Hanya Rp 30 Ribu Berlangsung Hingga Besok, 23 Juni 2019

Juga ada non kopi, seperti milkshake, jeruk, transformer, dan firdaus.

"Harga cukup terjangkau untuk mahasiswa. Saya tidak ingin menakar harga tinggi agar tidak ada lagi yang berpikir bahwa kopi itu mahal," ucap Satriadi.

Ia menjelaskan proses pembuatan kopi di warung miliknya hampir sama dengan warung kopi lainnya.

Dia memberikan kiat pembuatan kopi agar bisa disukai penikmat. Menurutnya emosional berpengaruh dalam membuat kopi.

"Semua tahap dilakukan dengan tulus, ikhlas, dan hati yang gembira. Menyodorkan kopi pun jangan sedang dalam suasana hati galau dan bersedih. Beri senyuman," kata laki-laki yang akrab dipanggil Ahunk ini.

Ia dipanggil Ahunk karena memiliki perawakan seperti Thionghoa.

Menurutnya, saat ini bisnis kopi naik daun.

Rata-rata yang diminati kopi kekinian.

"Tiga bulan berjalan yang berkunjung biasanya anak muda hingga orang tua. Laku terjual 20 lebih cup per harinya. Mulai dari kopi, susu, dan minuman pendamping lainnya," jelas Satriadi.

Satriadi optimis usaha miliknya bisa berkembang.

Meskipun menurutnya mayoritas yang datang bukan memesan kopi, tetapi milkshake.

"Itulah harapan kita. Semoga usaha ini terus sukses karena saya mulai dari bawah. Biasanya usaha yang dimulai dari bawah itu sukses. Amin," tutupnya. (*)