Menyambut Malam Lailatul Qadar, 7 Amalan Anjuran Rasulullah SAW untuk 10 Hari Terakhir Ramadhan
Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
Menyambut Malam Lailatul Qadar, 7 Amalan Anjuran Rasulullah SAW 10 Hari Terakhir Ramadhan
TRIBUNPADANG.COM - Setiap umat Islam tentu ingin mendapatkan keistimewaan malam Lailatul Qadar.
Malam Lailatul Qadar adalah malam yang diliputi keistimewaan.
Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan.
Rasulullah sendiri terbiasa untuk beritikaf disepuluh malam terakhir bulan ramadhan untuk mendapatkan pahala serta ampunan Allah SWT sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits berikut ini
“Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).
• Ucapan Penuh Makna Selamat Lebaran Idul Fitri 2019, Bisa Kirim Grup WhatsApp hingga Facebook
Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan.
Pada malam tersebut, Allah SWT akan menurunkan keistimewaan pada umatnya yang beruntung.
Datangnya malam Lailatul Qadar pun tak diketahui oleh siapa pun selain Allah SWT.
Untuk itu, Allah memerintahkan kepada hamba-Nya yang ingin mendapatkan keistimewaan Lailatul Qadar untuk memperbanyak amalan.
• Surau Batu di Kalumbuk Padang, Tempat Menyusun Strategi Perang hingga Berdiri Tugu Bambu Runcing
Apa saja amalan yang bisa dilakukan di malam Lailatul Qadar?
Berikut ulasannya, TribunStyle.com dari berbagai sumber.
1. Sholat
Seperti hari-hari biasanya, sholat menjadi amalan wajib yang ditunaikan bagi setiap Muslim.
Nabi Muhammad SAW seperti diriwayatkan Abu Hurairah pernah bersabda:
“Siapa saja yang melaksanakan sholat saat malam Lailatul Qadar karena iman dan berharap pahala dari Allah, dosa-dosanya akan diampuni.” (Hadits Riwayat Bukhari Nomor 1.901).
Untuk meraih keistimewaan malam Lailatul Qadar, umat Muslim dianjurkan untuk melaksanakan sholat yang didasarkan pada keimanan.
Tentunya, niat sholat pun didasarkan untuk mengharapkan pahala dan berkah dari Allah SWT.
Selain sholat wajib, ada beberapa amalan sholat sunnah yang sebaiknya dilakukan untuk mendapatkan keberkahan malam Lailatul Qadar.
Di antaranya, sholat tahajud dan sholat hajat.
“Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. ” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Sholat tahajud bisa dilakukan setelah bangun tidur, dan waktu yang paling tepat adalah di sepertiga malam.
Selain itu, sholat hajat merupakan amalan yang dilakukan ketika seorang mukmin mengharapkan sesuatu kepada Allah SWT.
Melakukannya di malam-malam di mana Lailatul Qadar akan turun, akan memperbesar kemungkinan hajatmu akan dikabulkan.
Tentunya, atas dasar niat pada Allah SWT.
2. Dzikir
Dzikir menjadi amalan sederhana dan mudah, tapi sering kali tidak dilakukan oleh seorang muslim.
Dengan berdzikir, seorang muslim akan menyebut asma Allah, mengingatnya, di mana pun dan kapan pun.
Tidak ada aturan yang mengikat untuk berdzikir, melafalkan takbir, hamdallah, pujian, asmaul husna, dan lain sebagainya dalam situasi apa pun termasuk ke dalam amalan dzikir.
3. Membaca Al-Quran
Salah satu amalan yang bisa dilakukan untuk menyambut turunnya Lailatul Qadar adalah dengan membaca Al Quran.
Memperbanyak tilawah Al-Quran di malam-malam di mana Lailatul mungkin akan menghampiri mendatangkan berkah tersendiri.
Karena pada malam itu, malaikat akan turun bersamaan dengan berkah yang dilimpahkan oleh Allah SWT.
4. Bersholawat
Memperbanyak sholawat pada Nabi Muhammad SAW juga dianjurkan untuk menyambut malam Lailatul Qadar.
Sebab, doa yang diijabah danmustajab melalui bersholawat atas Nabi Muhammad SAW.
5. Berdoa
Berdoa merupakan amalan yang tidak terbatas.
Selain dapat memanjatkan apa pun, seorang muslim pun dapat melakukannya kapan saja.
Namun, ada satu doa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW untuk dipanjatkan.
Doa tersebut yaitu :
اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ‘ANNII
Aisyah berkata; “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku ketepatan mendapatkan malam lailatul Qodar, apa yang harus aku ucapkan?”, beliau menjawab: “Ucapkanlah; ALLAHUMMA INNAKA ‘AFUWWUN TUHIBBUL ‘AFWA FA’FU ANNA” (ya Allah, sesungguhnya Engkau maha pema’af mencintai kema’afan, maka ma’afkanlah daku).” (HR. Ibnu Majah, yang dishahihkan oleh Al Albani)
6. Bersuci Lahir dan Batin
Salah satu yang dianjurkan saat menyambut turunnnya malam Lailatul Qadar adalah dengan bersuci.
Bersuci bisa dilakukan dengan mandi, berwudhu, dan menggunakan wewangian di malam yang dimungkinkan terjadi malam Lailatul Qadar.
Amalan untuk menyambut malam Lailatul Qadar tidak terbatas pada 7 amalan tersebut.
Ada banyak ibadah baik yang bisa dilakukan untuk mendekatkan diri pada Aallah dan mendapatkan rahmat Lailatul Qadar.
Semua amalan terhitung baik dan berpahala, tergantung dari bagaimana niat yang dipanjatkan atas nama Allah SWT.
Agar tidak menyesal kemudian hari, perbanyak ibadah untuk bisa mendapatkan keistimewaan malam Lailatul Qadar yang tidak bisa didapatkan oleh setiap manusia.
Hanya mereka yang beruntung dan dikehendaki Allah SWT untuk mampu menyecap nikmatnya malam Lailatul Qadar.
7. I'tikaf
Itikaf sunnah dilakukan setiap waktu, tetapi yang paling utama (afdhal) jika dilakukan dalam bulan Ramadhan.
Arti dari itikaf ialah berhenti (diam) di dalam masjid dengan syarat-syarat tertentu, semata-mata niat beribadah kepada Allah.
Lalu, bagaimanakah tata cara itikaf?
Itikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan bisa dikatakan sebagai ruang perawatan khusus untuk menghilangkan kanker dosa dari dalam hati.
Itikaf merupakan lingkungan khusus yang jauh dari noda dan kotoran dunia.
Konon Rasulullah selalu melakukan itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.
Kemudian pada tahun di mana beliau meninggal dunia, beliau beritikaf selama dua puluh hari.
Ketika beliau tidak bisa itikaf, beliau kemudian menggantinya dengan itikaf sepuluh hari pertama di bulan Syawal.
Tindakan Rasulullah itu merupakan bukti pentingnya ibadah itikaf.
Syarat dan Rukun Itikaf
Sebelum melakukan itikaf, penting untuk memperhatikan syarat dan rukunnya, antara lain sebagai berikut:
Pertama, niat, dalam itikaf harus ada niat sehingga orang yang melakukannya paham apa yang harus dilakukan.
Bahkan jangan sampai melamun, dan pikiran kosong.
نويت الاعتكاف لله تعالي
“Nawaitul I’tikaf Lillahi Ta’ala”
Kedua, diam di dalam masjid dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang beritikaf.
Sebagaimana firman Allah SWT “…Tetapi, jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beri’tikaf dalam masjid.” (QS Al-Baqarah: 187).
Orang yang melakukan itikaf harus muslim, berakal, suci dari hadas besar (ada pendapat yang mengatakan bahwa hadas kecil juga membatalkan itikaf), dan harus di masjid.
Sunnahan itikaf terdapat dalam beberapa hadis, di antaranya:
Pertama, Abdullah bin Umar berkata bahwa Rasulullah SAW itikaf sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.”
(HR Bukhari).
Kedua, ‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah SAW melakukan itikaf sesudah tanggal dua puluh Ramadan hingga beliau meninggal dunia. (HR Bukhari dan Muslim).
Ketiga, Ubay bin Ka’ab dan Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah beritikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan, hinggal Allah menjemputnya (wafat). (HR. Bukhari Muslim).
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul 7 Amalan Anjuran Rasulullah SAW untuk Dapat Keistimewaan Lailatul Qadar 10 Hari Terakhir Ramadhan,