Ramadan dan Idul Fitri
Masjid Raya Gantiang, Masjid Tertua di Padang, Paduan Arsitektur Minang, Cina, Persia & Timur Tengah
Masjid Raya Gantiang berada di Kelurahan Gantiang, Kecamatan Timur, Kota Padang, Sumbar.
Penulis: Nadia Nazar | Editor: Saridal Maijar
Pada serambi samping masjid, terdapat tiang berbentuk segi enam dan tambun yang bagian atasnya terdapat hiasan pelepit-lepit rata.
Bentuk tiang tersebut mengingatkan pada bentuk tiang doric pada arsitektur Eropa.

Sedangkan etnis Cina juga ikut mengerahkan para tukangnya untuk mengerjakan atap kubah yang dibuat bersegi delapan mirip bangunan atap Vihara Cina.
"Lenggek-lenggek atapnya dapat dilihat, persis bangunan di Cina," jelasnya.
Begitu juga dengan mihrab atau mimbar tempat imam memimpin salat dan menyampaikan khutbahnya.
Bagian tersebut juga dibuat ukiran kayu mirip ukiran Cina.
"Dulu, di bagian tengah masjid juga dibangun sebuah panggung segi empat dari kayu.
Kira-kira bentuknya seperti keranda mungkin, tempat ini digunakan oleh bilal untuk mengulang aba-aba imam sewaktu salat berlangsung, apalagi dulu belum ada mic," ceritanya.
• Berusia Hampir 2 Abad, Surau Paseban Simpan 20 Naskah Kuno Peninggalan Ulama Besar Kota Padang
• Surau Nagari Lubuk Bauk, Kisah Buya Hamka hingga Inspirasi Novel ‘Tenggelamnya Kapal Van der Wijck’
Para ulama Padri juga mengambil peranan dalam pembangunan Masjid Raya Gantiang ini.
Peranan itu diberikan dalam bentuk pengiriman beberapa tukang ahli ukiran Minangkabau yang akan dibuatkan pada papan les plang atap masjid ini.
Usut punya usut, pada awalnya masjid ini didirikan sebagai sarana pemersatu delapan suku yang ada di Kota Padang.
Masjid ini juga pernah menjadi pusat pergerakan perjuangan kemerdekaan tahun 1945.
Masjid yang memiliki dua menara dan satu kubah utama ini, memiliki delapan pintu dengan tiang penyangga masjid berjumlah 25 buah.
Tiang penyangga berjajar lima buah yang masing-masing dilapisi marmer putih.

• Berusia 1,5 Abad, Surau Tarok Masih Berdiri Kokoh di Kuranji Padang, Punya Tiang Kayu Melengkung
• Surau Tinggi Calau, Cagar Budaya di Sijunjung Simpan Ratusan Naskah Kuno
Jumlah tiang penyangga ini, Nur Suhud mengatakan, melambangkan jumlah para Nabi, yakni 25 orang.