Kaos Bertuliskan Plesetan Khas Minang Jadi Andalan Tangkelek untuk Pencari Oleh-oleh
Tangkelek merupakan produk lokal minang pertama berkonsep distro, dan sudah berkembang menjadi clothing.
Penulis: Nadia Nazar | Editor: afrizal
"Mereka tetap bangga dengan budaya minangnya, budaya nya tidak pernah tinggal saat di rantau, walaupun mereka sudah lama di rantau," tutur Rori.
• Nikmati Sensasi Lontong Stengkel Padang, Syarat Makannya Tak Boleh Jaim dan Harus Sabar
• Kue Singgang Kudapan Tradisional Khas Minangkabau, Pembeli dari Masyarakat sampai Wali Kota
Respon positif dari perantau ini yang dimanfaatkan oleh tangkelek.
Selain mengunjungi langsung ke outletnya, pelanggan juga bisa memesan via media sosial.
"Bisa mencapai 500 pcs saat ramai, atau normalnya 100-150 sebulan, biasanya yang mesan dari tanah abang dari jakarta, Kalimantan, Monokwari, hingga perantau di Malaysia juga pernah ada," sebut Rori.
Pengelola Kadai Tangkelek ini menambahkan, Tangkelek selalu melakukan inovasi-inovasi produk baru agar daya tarik pembeli setiap tahunnya meningkat.
"Tiap bulan ada desain baru, tidak ada restock desain yang sudah lama. Mungkin maknanya sama, tapi pasti gaya desainnya berbeda," jelasnya.
Terbukti dari inovasi yang selalu diberikan oleh Tangkelek, mereka mampu meraup omzet sekitar Rp 90 hingga Rp 120 juta rupiah dalam sebulan.
• Galamai Oleh-oleh Khas Kota Payakumbuh Sumatera Barat, Hitam, Manis, Kenyal Ketika Dimakan
• TRIBUNWIKI Pondok Ikan Bakar di Padang, Manfaatkan Aneka Rempah hingga Bakar Pakai Batok Kelapa
Tak hanya itu, kini Tangkelek sudah memiliki tujuh cabang di Sumatera Barat.
Di antaranya berada di Padang, Bukittinggi, Payakumbuh, Solok, Pariaman, Pasaman Barat, dan Bandara International Minangkabau.
Kadai Tangkelek kini berpusat di Jalan S Parman nomor 171 Ulak Karang, Padang selain menjual baju kaos, Tangkelek kini juga menjual celana, sweater, jaket hujan, sendal, topi, tas hingga gelang.
Harganya berkisar dari Rp 50 ribu hingga Rp 215 ribu.
"Kalau gelang kami menjualnya dengan harga Rp 15 ribu," tambah Rori.
Salah satu desain kaos yang mereka miliki bertuliskan "Anti sisa sisa urang" (Anti sisa-sisa orang),ada juga kalimat lain.
"Rancak cari jodoh daripado cari muko" (Lebih baik cari jodoh daripada cari muka), dan kalimat "Jan panjang bana caliak tu da, beko suko pulo ka adiak" (Jangan terlalu lama melihat bang, nanti suka pula pada adek).(*)