Wagub Nasrul Abit : Potensi Risiko Bencana, Harus Dibentengi Tiga Pilar, Pertama Aspek Bangunan
Beberapa daerah rawan bencana di Sumatra Barat, bukan sesuatu yang mesti ditakuti atau disesali. Namun, mesti jadi pemicu untuk tumbuh dan tangguh dal
Penulis: Rizka Desri Yusfita | Editor: Mona Triana
Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita
TRIBUNPADANG.COM, PADANG - Beberapa daerah rawan bencana di Sumatra Barat, bukan sesuatu yang mesti ditakuti atau disesali. Namun, mesti jadi pemicu untuk tumbuh dan tangguh dalam segala hal.
Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit dalam acara Bimbingan Teknis Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), bagi kepala sekolah, guru SLTA sederajat dan Stakeholder, di Daima Hotel, Padang, Selasa (19/3/2019).
• Kue Putu Jajanan Tradisional nan Melegenda yang Kini Mulai Sulit Ditemukan
• Tes Kepribadian : Pilih Gambar Pohon yang Kamu Sukai, Jawabanmu Dapat Mengetahui Karakter Dirimu !
Menurut Nasrul Abit, potensi bencana gempa bumi, tsunami dan bencana hidrometeologi di Sumbar, merupakan konsekuensi yang tidak bisa dihindari karena pergerakan lempeng di Mentawai (Megathrust Mentawai Fault System) dan Sumatra Fault System (sesar Sumatera).
Begitu juga faktor iklim cuaca yang cukup dinamis.
• Lihat Zodiakmu Hari Ini, Taurus Frustasi Persoalan Keluarga, Scorpio Emosi Meledak
• Cerita Brigjen Dedi Prasetyo, Reserse Yang Jadi Jubir Polri
"Curah hujan yang tinggi dan lebat di musim penghujan, membuat Sumbar sering dilanda banjir, banjir bandang dan longsor. Sementara bila terjadi musim kemarau beberapa daerah terjadi kekeringan," kata Wagub.
Kedua faktor geologis dan hidrologis, menurut Nasrul Abit, merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
"Satu memberi rahmat alam yang indah dan subur. Namun di sisi lain, menyimpan potensi resiko bencana di Sumatera Barat,” lanjutnya.
• 20 Mahasiswi Terlibat Prostitusi Online di Jogja, Ada yang Lagi Hamil Besar
• Terkuak Alasan Remaja 17 Tahun Will Connolly Pecahkan Telur di Kepala Senator Australia
Nasrul Abit menambahkan, dampak dari segala bencana meliputi semua aspek kehidupan manusia baik moril maupun materil.
“Termasuk sarana pendidikan, sehingga proses belajar mengajar jadi terganggu dan menimbulkan korban jiwa terhadap peserta didik," sambungnya.
Hal tersebut, menurut Nasrul Abit, harus menyadarkan semua pihak, betapa pentingnya penerapan sekolah yang tangguh dalam menghadapi resiko bencana.
• Nagita Slavina Tak Punya Akun Instagram Selama Ini, Ternyata Ini Alasannya
• Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj Dilaporkan ke Bareskrim Polri
Dalam rangka mencapai ketangguhan sekolah, kata Nasrul Abit, setidak-tidaknya ada tiga pilar yang menjadi perhatian.
"Pertama, aspek bangunan dan fasilitas sekolah. Kedua, aspek manajemen bencana dan ketiga, aspek pendidikan pengurangan resiko bencana (PRB) di sekolah,” jelas Nasrul Abit.
Ketangguhan tersebut, menurut Nasrul Abit, perlu diadakan bimbingan teknis bagi satuan pendidikan aman bencana. (*)